Sabtu, 08 Mei 2010

ASUMA 1.5 +Fitur-fitur baru

Setelah mempublikasikan software kecil buatan saya, Asuma 1.2. Akhirnya, setelah ada niat meneruskan mengembangkan asuma kembali, Asuma 1.5 dapat diluncurkan.
Asuma 1.5 ini memiliki cukup banyak perbedaan di banding versi terakhir, terutama tentang perbaikan interface dan penambahan fitur. Mulai dari user interface, Asuma 1.5 sudah di lengkapi dengan splash screen, tidak ada fungsi apa-apa sih, hanya terlihat lebih keren, lainnya hanya berkutat soal penyesuaian pilihan menu dengan penambahan fitur. 
Soal penambahan fitur baru, ada beberapa kemampuan Asuma yang di tambahkan.
  • Menghitung Faktorial
  • Permutasi dan Kombinasi
  • CDF Fungsi Distribusi Poisson
Oke, mungkin yang terakhir agak asing bagi beberapa orang. Distribusi Poisson adalah salah satu materi di mata kuliah Teori Probabilitas di kampus saya. Sebenarnya tidak hanya Poisson, masih banyak fungsi di distribusi lain yang bisa di masukan ke sini, tapi karena keterbatasan waku, masih belum di tambahkan. Hanya 3 itu? Ya..

Itu saja saya bikin dalam jangka hampir seminggu, karena memang bikinnya tidak full time. Niat mengembangkan Asuma kembali ini bermula waktu memasuki materi Distribusi Poisson, iseng-iseng saya bikin kode pendek untuk menghitungnya, ternyata berhasil. Lalu, kemudian saya coba tambahkan ke Asuma, dan di tambah dengan Faktorial dan kombinatorika. 
Salah satu yang membuat lama adalah debugingnya, menulis kodenya mungkin hanya 2 hari part time, tapi sisanya untuk memperbaiki error di sana-sini. Mulai dari perhitungan yang tidak sesuai hingga kesalahan syntax. Terutama karena saya baru pertama kalinya menggunakan unit, jadi kadang masih banyak kesalahan di sana-sini. tapi kode program menjadi lebih terstruktur.
Selain fitur baru, ada juga perbaikan yang di lakukan di Asuma, terutama berkaitan dengan error handling untuk input. Pada Asuma versi lalu, apabila kita memasukan selain angka untuk di proses, program akan error dan keluar akibat tipe datanya tidak sesuai, namun di versi baru ini, apabila kita memasukan huruf, maka akan di tampilkan pesan "format input salah". Selain itu, di tiap menu dan modul Asuma, kita bisa kembali ke menu sebelumnya hanya dengan mengetik "exit".
Yang saya perlu bahas mungkin hanya untuk fungsi Permutasi dan Kombinasi, disana untuk menghitung permutasi dapat dengan mengetikan P(XX,XX), dimana XX adalah angka yang akan di hitung. Untuk kombinasi dapat dengan C(XX,XX). Apabila format salah, maka akan ditampilkan pesan peringatan. 
Asuma dapat mengenali format input itu dan dapat memutuskan apakah akan menghitung permutasi atau kombinasi sekaligus mengenali angka mana saja yang harus di hitungnya. Jadi input angka yang akan di hitung lebih mudah kan?  
Seperti Asuma 1.2, Asuma 1.5 ini mungkin memang tidak begitu banyak berguna apabila di bandingkan dengan software lain, tapi masa bodoh apa kata orang. Yang penting kepuasan saya sendiri setelah melakukan sesuatu. 
Ok, mungkin sekian saja post singkat kali ini, 
Oya, bagi yang ingin mendownload atau malah ikut berkontribusi untuk asuma, projectnya bisa di lihat di Sourceforge.com, di sana sudah ada executable file dan source codenya.


Dan berikur ini screenshotnya.






(AHP, 08 Mei 2010, 22.40)


Kamis, 06 Mei 2010

Malas Mengetik? Pakai OCR Saja...

Mendapat pekerjaan untuk mengetik Buku, Laporan atau dokumen lainnya? Selesaikan lebih cepat dengan menggunakan OCR. 



OCR (Optical Character Recognition) merupakan sebuah teknologi yang dapat membaca dan mengenali teks dari suatu gambar. Gambar yang dimaksud biasanya berupa hasil scan yang mengandung teks, tentunya teks di dalamnya tidak bisa di olah atau di edit karena masih berupa format gambar. Dengan OCR, teks dalam gambar tersebut dapat di ubah menjadi teks yang bisa di olah kembali.


Dengan OCR, pekerjaan mengetik dokumen dapat benar-benar di mudahkan. Cukup scan dokumen yang tadinya mau di ketik lalu buka hasil scan dengan software OCR. Dan teks di dalamnya langsung dapat digunakan, entah untuk di edit atau di olah kembali tanpa harus mengetik dari awal sampai akhir.
Salah satu software OCR yang lumayan bagus adalah Simple OCR, software inilah yang digunakan dalam artikel Komputok kali ini. Meskipun keakuratan pengenalan karakternya bukan yang terbaik, namun fasilitas editing yang disediakan olehnya sangat membantu untuk mengoreksi kata-kata yang salah secara manual.
Selain itu, Simple OCR juga dilengkapi dengan kamus kata, dia akan menebak kata yang agak sulit di baca dengan kata yang paling mendekati di kamusnya. Namun, hanya efektif untuk tulisan yang berbahasa inggris, karena isi kamusnya masih berbahasa inggris.
Langsung saja, langkah demi langkah cara menggunakan Simple OCR

Senin, 08 Maret 2010

Membuat Logo Komputok Dengan Photoshop

Mohon maaf kalau sudah lama ngga posting lagi, memang agak sulit untuk posting di kondisi saya yang seperti ini. Bukan tidak mau untuk posting, tapi lebih karena kesibukan aktifitas saya akhir-akir ini, baik itu tugas, Praktikum dan tetek bengek yang lain. Agak kesal juga dengan semua itu, aktifitas menulis saya jadi sangat terganggu. Tapi, memang semuanya mempunyai skala prioritas, dan blog ini saya tempatkan di prioritas ke dua setelah kuliah. Tentu saja kuliah lebih penting.
Oke, lanjut ke topik utama, di postingan kali ini saya menyajikan artikel yang agak berbeda dari artikel sebelumnya, yaitu tutorial Photoshop. Tutorial ini mungkin baru satu-satunya di Komputok, dan tidak tanggung-tanggung, tutorial yang dibahas disini adalah cara untuk membuat logo Komputok. Oke, langsung saja.

Logo Komputok menggunakan beberapa lingkaran, gradiasi warna, sedikit pengaturan pada blending option dan yang terakhir huruf K ditempatkan ditengah logo yang menjadi inti dari logo Komputok. Efek gradiasi dan blending option yang disini akan menghasilkan efek glossy alias berkilau seperti bola kaca. Baiklah, langsung saja langkah-langkahnya :
Buka dulu program photoshop, buatlah sebuah file baru dengan klik menu [file]>[new]. Pada jendela New, isikan angka 500 untuk kolom width dan height. Bila sudah, tekan OK.

Langkah pertama, kita akan membuat bordernya dulu. Pada tool box, klik “Eliptical Marquee tool” atau bisa juga dengan menekan tombol M pada keyboard. Kemudian buatlah sebuah seleksi elips dengan tool tersebut.

Setelah seleksi berhasil dibuat, bukalah jendela Gradient Editor.  Lalu atur color stop seperti yang terlihat pada gambar berikut.


Warna abu-abu yang digunakan memiliki kode warna #E6E6E6 dan warna yang di kedua sisi adalah warna hitam. Setelah itu, tarik pointer melintang pada seleksi elips.


Duplikasi layer elips tadi dengan menekan CTRL+J. Pada layer hasil duplikasi, tekan CTRL+T untuk melakukan transformasi. Klik kanan pada lingkaran, dan pilih “Rotate 90 CW”. Kemudian, perkecil ukuran lingkaran hasil duplikasi tersebut hingga mencapai ukuran yang ideal. Hasil akhir akan terlihat seperti ini :


Buatlah seleksi lingkaran lagi di dalam border. Kali ini, lingkaran yang di buat adalah lingkaran sempurna, karena itu, tekan tombol Shift saat membuat seleksi. Setelah seleksi di buat, buatlah sebuah layer baru, beri nama dengan “Pusat”.


Nah, selanjutnya adalah pewarnaan seleksi lingkaran tersebut. Buka kembali jendela gradient editor. Buatlah gradiasi warna dari warna gelap ke warna terang. 

Dapat menggunakan warna-warna yang sudah umum, seperti biru cerah ke biru gelap atau merah cerah ke merah gelap. Namun, Komputok menggunakan warna Hijau cerah ke hijau gelap. Kode warna untuk hijau tua adlaah #0B7706 dan #00FF00 untuk hijau terang. 

Bila sudah di buat tekan ok. Gantilah mode gradient dari Linear ke Radial. Setelah gradient siap, tarik pointer dari atas ke bawah pada seleksi.

Disini, kita akan bermain-main dengan Blending Option. Klik kanan layer Pusat, lalu pilih blending option. Pada jendela blending option, beri centang di Inner Shadow. Lalu atur parameter inner shadow sebagai berikut : Blend Mode: Multiply, Opacity: 64%, Angle: 166, Distance: 10, Choke:7% dan Size: 40. Nah, dengan begitu layer Pusat akan terkesan memiliki kedalaman.


Langkah selanjutnya, adalah membuat refleksi. Efek refleksi ini akan membuat lingkaran memiliki kesan sebagai obyek 3 dimensi yang mengkilat. Caranya mudah, buatlah seleksi elips kecil seperti pada gambar.


Lalu, buatlah layer baru dan beri nama “refleksi”. Pastikan terlebih dahulu warna foreground adalah putih, bila belum ubah dulu menjadi putih. Pilih [Gradient Tool] lalu pada jendela gradient editor pilih [foreground to transparent]. Mode gradiennya adalah linear. 


Lalu, tarik pointer dari bawah keatas melintasi seleksi elips yang tadi di buat. Apabila hasilnya belum memuaskan, ulang hingga mendapatkan hasil yang bagus.


Terakhir, tempatkan huruf K di antara layer pusat dan layer refleksi agar huruf tersebut menyatu dengan logo. Sebenarnua tidak harus huruf K, bisa apapun, tergantung kreatifitas. Berkreasilah sendiri untuk melengkapi  logo tersebut agar menjadi unik dan cantik. 

Hasil Akhir

AHP 8 Maret 2010

Selasa, 16 Februari 2010

Manga Downloader, Download Komik Online Dengan Mudah

Sering membaca komik-komik manga di Onemanga.com atau situs sejenisnya? Memang menyenangkan bisa membaca komik-komik favorit yang terbaru dengan gratis disitu, tanpa harus membeli versi cetaknya. Apalagi versi cetaknya di Indonesia biasanya agak terlambat jalan ceritanya dan terbitnya lama sekali(harganya juga mahal).
Meskipun begitu, salah satu yang tidak menyenangkan membaca komik online adalah, kita harus online dulu untuk membacanya(namanya juga online), kalaupun bisa offline, harus di save halaman perhalaman dulu. Dan selama ini kita tahu, itu sangat tidak menyenangkan. Apalagi ketika halaman yang harus di save ada banyak .
Sebagai solusinya, ada software buatan orang vietnam , yaitu Domdomsoft Manga Downloader.

Orang Vietnam
Software ini mampu mengenali 6 situs penyedia komik manga, dan mendownload komik yang ada disana. Dengan software ini, kita bisa mendownload ribuan halaman komik yang ada disana dengan mudah. Tinggal pilih penyedia situs komik, lalu pilih komik yang ada disana.
GUI Manga Downloader

Setelah itu akan muncul jendela baru yang berisi daftar chapter judul komik yang tadi di pilih. Pilih mana saja chapter yang ingin di download, dengan mencentangnya dan mengklik tombol bersimbol ">>". Yang istimewa disini, kita bisa mendownload berapapun chapter yang diinginkan dan kita juga bisa mendownload banyak judul sekaligus. Sangat menghemat waktu bukan?
Pilih Chapter yang diinginkan

Baiklah, setelah memilih chapter yang diinginkan, tentukan dimana file akan disimpan. Bila sudah, klik tombol bersimbol disket untuk memulai download. Langkah terakhir, buat secangkir teh dan tunggu download selesai sambil menikmati teh.
Software ini berlisensi demo sebenarnya, karena ada beberapa fitur yang hanya bisa digunakan apabila kita membelinya, seperti filter dan bookmark. Keduanya bisa di pakai apabila kita membayar ke pengembangnya. Namun, jika hanya ingin mendownload saja, tanpa dua fitur itupun sudah mencukupi.
Bila ingin mendownload versi 2.1.6 nya bisa di :



Waktu artikel ini di tulis, versi 2.1.6 adalah versi terbaru, Namun, mungkin akan ada versi-versi yang lebih baru lagi, karena itu, lebih baik membuka langsung websitenya untuk adanya kemungkinan versi yang lebih baru. Websitenya adalah http://domdomsoft.com (AHP,17 February 2010 10:05)

Sabtu, 13 Februari 2010

Asuma 1.2, Pencari Pembagi dan Bilangan Prima


Satu lagi software kecil buatan saya, Asuma 1.2 adalah kependekan dari Asuma:Software Untuk Manipulasi Angka, sengaja saya memberi singkatan rekursif agar terdengar unik, meskipun terkesan sedikit maksa. Asuma 1.2 sebenarnya adalah pengembangan software pembagi yang pernah saya post. Disitu saya menambahkan fitur-fitur baru, seperti menu terintegerasi, help, kustomisasi nama file output dan satu fitur baru bernama Prime Generator. Pembagi masih memiliki fungsi yang sama, Prime Generator berfungsi untuk mencari bilangan prima di rentang angka yang kita masukan. Misalnya kita memasukan angka antara 1 hingga 100, maka dia akan menghasilkan bilangan prima antara 1 hingga 100.

Menu Utama Asuma

Saat ini memang Asuma hanya bisa melakukan 2 fungsi itu, tapi tidak tertutup kemungkinan nantinya Asuma akan terus di kembangkan. Seperti Software 'Pembagi', Asuma saya tulis dengan bahasa pascal dan berjalan di interface yang tidak terlalu indah, hanya kumpulan teks saja. Sebenarnya Asuma sudah di selesaikan sejak Januari lalu, tapi baru saya publish sekarang untuk memastikan Asuma tidak memiliki Bug.
Awalnya Asuma memang memiliki banyak bug, kebanyakan berkisar di kesalahan perhitungan saja. Seperti output yang tidak sesuai, kesalahan logika program dsb. Kesalahan kebanyakan ada pada rutin Prime Generator, karena memang benar-benar baru, berbeda dengan rutin pembagi yang sudah saya rilis sebelumnya, tentunya sudah stabil.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kok sekali rilis langsung versi 1.2, Versi 1.0 dan 1.1nya mana?
Di Versi 1.0 dan 1.1 saya masih menggunakan algoritma Brute Force untuk Rutin Prime Generator. Bila di versi 1.0 saya masih menggunakan Brute Force murni (mencoba semua angka tanpa pandang bulu) di versi 1.1, saya membuat agar software tidak ikut menghitung angka yang tidak mungkin bilangan prima, seperti angka genap dan angka yang habis di bagi 3. Pembaginya (pembagi untuk menguji bilangan prima atau bukan) juga di seleksi agar hanya bilangan ganjil saja,dan perhitungan hanya sampai di titik setengah dari angka yang dihitung. di Asuma 1.0, semua angka di gunakan untuk menguji. Hasilnya, Asuma versi 1.1 jauh lebih cepat dari 1.0.
Tapi versi 1.1 masih menyisakan masalah, khususnya untuk prime generator, untuk rentang bilangan yang terlalu besar, perhitungan akan menjadi sangat lambat(angka diatas 10.000.000). Akhirnya keluarlah Versi 1.2 ini, dengan algoritma yang benar-benar baru dan kecepatannya tidak tergantung banyaknya angka. Mau angka kecil-maupun besar, semuanya dihitung dengan sangat cepat. Untuk menghitung pada rentang 1 hingga 1 juta, hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu detik. Berbeda jauh dengan versi 1.1 yang membutuhkan waktu puluhan detik.
Karena itulah bisa dikatakan, Asuma 1.2 adalah penghitung bilangan Prima tercepat!
Namun, saya tidak tahu apa ada yang lebih cepat lagi.

Asuma Prime Generator, penghitung bilangan prima tercepat?


Lalu apa kegunaan Asuma ini?

Memang tidak ada kegunaan yang umum untuk software ini. Kecuali kalau memang anda setiap hari berhubungan dengan bilangan prima dan pembagi bilangan. Kalau bukan itu, begitu Asuma 1.2 mengeluarkan output, lalu apa untuk apa? Kalau untuk saya pribadi sih, mengoprek source code Asuma agar bisa berjalan lebih cepat lagi memang asik. Tapi orang lain?

Oke, supaya Asuma ini terlihat berguna saya tampilkan contoh kasus, misalnya kita mengikuti kuis di acara televisi, di situ ada soal

'232131 adalah bilangan prima. Betul atau salah?
'78.498 adalah jumlah bilangan prima antara 1 hingga 1000000. Benar atau salah?'
'bilangan prima pertama yang ditemukan di angka dibawah 10.000.0000 adalah 9.999.973. Betulkah?'
Atau yang lebih ekstrim lagi :
'berapa jumlah bilangan prima antara 100.000.000 hingga 120.000.001?'






Semua pertanyaan itu akan bisa di jawab dengan mudah bila menggunakan Asuma, dan kita akan mendapat uang puluhan juta karena menjawabnya. Memang fantastis  Asuma ini....

Oke, kembali kedunia nyata. Untuk manual penggunaan Asuma, sudah ada di menu bantuan asuma, tinggal masukan angka 4 dan enter.
Selain itu, karena output perhitungan asuma akan di tampilkan dalam file teks, di Asuma kita bisa bebas menentukan nama file teksnya. Dengan ketik angka 3 di menu utama dan tekan enter, ketik 'y' lalu tuliskan nama yang diinginkan. Apabila mengabaikan seting ini, nama akan di set ke nama default.
Download Asuma di sini





Disitu saya juga menyertakan Asuma versi 1.0 dan 1.1 untuk melihat perbandingan kecepatan keduanya.
Oya, saya tidak menyertakan source code asuma disini, memang sengaja saya tidak mendistribusikannya secara bebas. Namun bila ada yang ini mempelajari Asuma, bisa menghubungi saya dan sertakan alamat email. Nanti source codenya akan saya kirim. (AHP 14 februari 2010 10:16)

Jumat, 12 Februari 2010

Windows 7, Akhirnya

Setelah tertunda sekian lama, akhirnya saya menggunakan Windows 7 juga. Sejak rilis final windows 7, saya sudah merencanakan untuk menginstal OS ini untuk menggantikan XP yang sudah saya pakai bertahun-tahun. Sampai-sampai beli DVD installernya segala, harganya 15000 dan patungan dengan teman saya. Meskipun sudah ada instaler, Windows 7 tidak langsung saya instal karena ada beberapa keraguan. Diantaranya masalah hardware, terutama kapasitas RAM yang hanya 1 GB, dan itupun sudah di share dengan Video Card onboard sebanyak 128 MB. Meskipun mungkin untuk windows 7, RAM sejumlah itu sudah cukup, namun tetap ada keraguan.


Itu karena kebiasaan saya yang sering membuka program dalam jumlah banyak, dalam beberapa kasus Multitasking yang saya lakukan terlalu ekstrim. RAM 1 GB kadang-kadang kurang, itupun sewaktu saya menggunakan XP, apalagi kalau Seven.
Beberapa waktu yang lalu, saya menambah RAM 1 GB lagi. Sehingga sekarang kapasitasnya menjadi 2 GB. Nah itulah awal mula saya mulai memikirkan kembali untuk menggunakan Seven. Berbekal DVD instaler milik seorang teman (saya tidak menggunakan DVD yang saya beli dulu, karena tidak ada serial numbernya), saya pun menginstal Seven di partisi yang berbeda dengan XP. Di buat dual boot, supaya saya tetap bisa menggunakan XP.
Desktop Windows 7

Instalasi berjalan lancar dan tidak makan waktu lama, sekitar 30 menitan. Semua lancar kecual Drivernya, driver bawaan Motherboard hanya sebagian saja yang mendukung Seven. Memang sih, semuanya mendukung Vista, tapi beberapa tidak mendukung Seven. Driver VGA dan Sound Card yang tidak kompatibel dengan Seven. Meski sekarang sudah bisa diatasi, tapi Seven masih menyisakan masalah, terutama pada suara(meski masih bisa bunyi) dan sulitnya koneksi internet. Kadang koneksinya harus di restart berkali-kali untuk bisa terhubung ke internet. Semua itu tidak terjadi pada XP.
Terlepas dari semua masalah itu, ternyata Seven banyak memberikan fitur-fitur yang sangat memudahkan, tidak hanya tampilannya saja yang jauh lebih baik dari XP dan Vista, tapi fitur-fitur seperi Aero Peek, Jump list, Aero Snap, dan lainnya membuat pekerjaan di komputer menjadi lebih efisien.
Yang paling saya rasakan kemudahannya adalah fitur pencariannya, baik di windows Explorer maupun di Start Menu, Jauh lebih baik dari XP. Bila di XP mencari program atau Files, kadang harus dilakukan secara manual dan makan waktu, di Seven, tinggal ketik dan klik. Oh, Cepat sekali. Memang fitur ini sebenarnya sudah ada di Vista, namun sebagai manusia yang sama sekali tidak pernah menginstal Vista ini, fitur tersebut membuat kemajuan yang luar biasa dalam berkomputer. Agak berlebihan? Biarlah....
System Properties

Beratkah Seven?
Oke, memang seven terasa lebih berat dari XP. Tapi, memang sebanding dengan banyaknya fitur yang baru. Selama kita tidak terganggu, tidak masalah bukan. Apalagi, XP saat ini sudah berumur hampir 10 tahun, dalam sejarah Windows, XP adalah OS dengan umur tertua yang masih banyak di gunakan. Sekarang dia sudah Uzur, sudah saatnya di ganti, Bukan begitu?
Masalah kompabilitas memang menjadi alasan mengapa orang enggan beralih (selain kendala hardware dan biaya tentunya), tapi pelan-pelan, pasti makin banyak aplikasi yang kompatibel, hanya masalah waktu saja. Lihat saja Vista, sekarang ini sudah banyak aplikasi, driver-driver yang mendukung Vista, walaupun saat awal-awal peluncurannya, Vista banyak tidak kompatibel dengan aplikasi kebanyakan.
Microsoft hingga saat ini memang masih menyertakan dukungannya terhadap XP, tapi sampai kapan? Saat ini sambutan terhadap Windows 7 tidak se negatif seperti saat windows Vista dulu, justru banyak yang menyambut positif. Lalu apakah ini akan menjadi surat kematian bagi XP? Kita tunggu saja sikap pengguna secara Global, XP akan tetap hidup selama masih banyak yang menggunakannya.
Secara pribadi, saya lebih suka menggunakan Seven daripada XP, Memang sempat timbul masalah, namun bukankan setiap komputer juga punya masalah kan, apapun OSnya. Bukankah selama menggunakan XP, kita sering mengalami masalah Blue Screen, Virus, hilangnya data, crash dan masalah umum yang lain. Masalah di Seven memang ada, tapi akan lebih baik jika kita berusaha mengatasinya, bukan malah menghindarinya bukan?
Oya, sedikit Intermezo saja. Salah satu motivasi saya menggunakan seven adalah untuk mengetahui skor Windows Experience Index. Skor WEI komputer saya 3.0, rendah? Memang. Yang membuat nilainya rendah begini adalah Video Card On Board saya yang menggunakan VIA Chrome9. Untuk Skor prosesor, Ram, dan harddisk, cukup tinggi sebenarnya. Meski VIA Chrome9 ini menyebabkan Bottle Neck, tapi tidak masalah. Saya masih belum memikirkan untuk upgrade ke VGA Card add on.
Detail WEI, Bottle Neck di Graphic Performance

Rendahnya kinerja VIA Chrome9 ini memang terasa sekali di Aero Windows 7. Masih bisa berjalan lancar sih, hanya saja kadang terjadi Lag di Windows Flip, apalagi apabila jendela yang di tampilkan banyak.
Akhir kata, apabila hardware anda sudah memenuhi persyaratan minimun untuk Windows 7. Segeralah ganti ke Windows 7 yang jelas lebih baik daripada Windows Versi sebelumnya.


Persyaratan Minimum Windows 7
  • 1GHz processor (32- or 64-bit)
  • 1GB of main memory
  • 16GB of available disk space
  • Support for DX9 graphics with 128MB of memory (for the Aero interface)
  • A DVD-R/W drive

(AHP 13 Februari 2010 08:21);

Opera 10.50 Beta, Browser tercepat di muka bumi

Browser tercepat di muka bumi, itu adalah klaim dari Opera yang ada di website Opera Next. Memang baru-baru ini, Opera meluncurkan Opera 10.50 beta, pengembangan terbaru dari Browser Opera. Opera 10.50 memiliki banyak fitur-fitur baru dan perubahan di banding sebelumnya, mulai dari tampilan, perbaikan kompabilitas, hingga kinerja. Jika meliha t browser saingan lainnya  Apa benar Klaim opera ini? Mari kita buktikan....

Tampilan Baru
User Interface Baru

Opera kini menjadi lebih minimalis, mengikuti tren aplikasi windows saat ini, yang mana Toolbar, dan menu bar sudah mulai di tinggalkan. Di Opera, tidak terlihat lagi menu bar, seperti file, history, download dan lainnya. Sebagai gantinya, ada tombol merah dengan logo opera yang ada di pojok kiri atas. Disitu, fitur-fitur Opera yang tadinya terdapat di menu bar diakses. Dengan begini Tampilan Opera menjadi lebih simpel, dan enak di pandang
Artinya saat ini, browser terkenal yang masih mengadopsi tema klasik, hanyalah Firefox. Di Firefox masih terdapat menubar dan toolbar. Dimulai dari Google Chrome, Safari, IE dan kini Opera, sudah mengaplikasikan tampilan yang simple itu, yang membuat jendela halaman web menjadi lebih lapang. Untuk Firefox, kabarnya versi 4 nya akan meninggalkan tampilan klasik juga, meski rilis stabil firefox terakhir masih menggunakan tampilan klasik.
Selain tampilan Opera, Opera juga menyertakan dukungan terhadap fitur aero peek di windows 7. Apabila Opera membuka lebih dari satu tab, maka tiap tabnya akan ditampiilkan di thumbnail yang berbeda seperti ini: Fitur ini tidak ada di browser lain, kecuali tabnya berada di jendela yang berbeda.

Tiap tab ditampilkan dalam thumbnail yang berbeda


Perbaikan Kinerja
Nah, mari kita uji apakah klaim Opera bahwa Opera 10.50 beta adalah yang tercepat itu benar. Dari informasi yang saya dapat, kinerja Opera ini jauh meningkat dibanding Opera sebelumnya. Peningkatan kerja itu berkat adanya mesin Javascript terbaru Opera, Carakan, engine rendering Presto 2.5 terbaru yang kini mendukung CSS3 transition dan Transform dan penambahan dukungan terhadap HTML5. Selain itu, di Opera 10.50 juga terdapat Vega. Vega merupakan Vector Graphic Library baru milik Opera. Fungsinya sepertinya untuk merender tampilan vektor, jelasnya saya kurang tahu.
Oke, dengan fitur terbaru itu apakah klaim Opera itu benar?
Untuk mengujinya, saya menggunakan Peacekeeper, sebuah benchmark browser buatan futuremark. Selain Opera 10.50, browser lain yang saya uji sebagai perbandingan adalah Google Chrome 4, Opera 10.10 dan IE8(Yang ini hanya sekedar pelengkap saja, karena score IE8 bisa dibilang sangat rendah. Sekaligus untuk memberitahu betapa buruknya browser yang satu ini). Saya mengujinya di Windows 7 Ultimate, dengan Prosesor Intel Pentium E5300. Untuk OS dan Jenis Prosesor yang lain, mungkin hasilnya akan berbeda.
Baiklah, langsung saja ke hasil akhirnya...




Bisa dilihat, score yang tertinggi di peroleh Oleh Opera 10.50, berbeda sedikit dengan Google Chrome dan 2 kali lipat lebih tinggi di banding Opera 10.10 . Jelas terdapat peningkatan kinerja yang sangat besar di Opera ini, dan di pengujian ini Google Chrome yang dianggap browser terbaik pun mampu dikalahkan.
Tapi tunggu dulu, apa benar Google Chrome dikalahkan? Perhatikan Screenshot ini :


Dari pengujian yang dilakukan pengguna lain peacekeeper, tercatat Google Chrome tetap yang tertinggi. Jadi mana yang benar?
Seperti yang saya bilang tadi, hardware dan os yang bebeda dapat membuat hasil uji yang berbeda. Jadi di hardware ini, bisa saja Opera 10.50 yang terbaik, tapi bisa berbeda di hardware lainnya. Terlepas dari benar tidaknya klaim Opera, Opera terbaru ini sudah menunjukan peningkatan kinerja yang sangat jauh dibanding Opera sebelumnya, Bahkan mampu menyaingi Firefox, Safari dan IE sekaligus
Fitur-fitur opera juga banyak yang berguna bagi pengguna biasa, seperti Opera Turbo, Opera Unite, Feed Reader, Opera Link. Dan rata-rata fitur tersebut tidak ada di browser lain, kecuali Opera lInk, yang memiliki fungsi yang sama dengan Google Bookmark Sync.
Bila ingin mendownload browser ini atau ingin mengetahui fitur baru lainnya, kunjungi
 

UPdate:
Sekarang Opera sudah meluncurkan versi final opera 10.50, tidak jauh berbeda sih, namun dengan perbaikan-perbaikan bugs yang muncul di versi betanya. Silahkan bila mau mendownloa, bisa langsung ke :
(AHP 12 February 2010 16:17)

Selasa, 02 Februari 2010

Petunjuk Instalasi Google Chrome OS Dengan Virtual Box

Google Chrome OS, mungkin banyak yang sudah mendengar OS dari Google ini. Untuk pengembangan Google Chrome OS tidak dibuat seperti OS yang sekarang ini kita kenal, seperti Windows atau Mac. Google Chrome OS ditargetkan untuk orang yang banyak menghabiskan waktunya di internet.
Google memulai merancang Chrome OS pada tahun 2009 karena terdorong oleh pertumbuhan Netbook yang sangat pesat. Jadi memang pangsa pasar Chrome OS untuk saat ini di tujukan kepada Netbook, dan bukan berarti Chrome OS akan menggantikan dominasi OS sekarang ini di lingkungan komputer desktop. Namun tidak menutup kemungkinan pengembangan selanjutnya akan menjadi lain.
Saat tulisan ini di buat, Chrome OS belum diluncurkan secara resmi. Dan rencananya, Chrome OS akan di bundle langsung dengan netbook yang dijual.
Apabila ingin mencoba secara langsung Google Chrome OS, tidak perlu menunggu rilisnya dan membeli netbook terlebih dahulu. Kita bisa mencoba Chrome OS yang masih dalam pengembangan ini dengan mesin virtual.
Mesin virtual yang saya pakai untuk tutorial kali ini adalah Virtual Box. Jadi pertama, apabila belum mempunyai Virtual Box minimal versi 3.0.12, Download Virtual Box versi terbaru terlebih dahulu di



Langkah kedua, download file vmdk dari Google Chrome OS.



Untuk dapat mendownloadnya, kita harus login atau mendaftar dulu disana. Jika belum punya akun gdgt, kita dapat menggunakan akun Facebook . Tinggal klik login, dan klik tombol connect with facebook. Untuk Akun facebook, pastinya sebagian besar orang sudah punya. Filenya sebesar 300 MB, cukup besar memang.
Selain melalui GDGT, bisa juga melalui torrent ini


Di torrent itu, kita akan mendapati file kompresinya adalah bz2. Bz2 merupakan format kompresi untuk Mac, bila menggunakan Windows, kita dapat menggunakan Izarc atau Winrar untuk mengestraknya. Hanya saja, saya belum mencoba download dari torrent tersebut.

Apabila keduanya sudah di download, install terlebih dahulu Virtual Box seperti biasa. Kemudian ekstrak file kompresi Google Chrome OS di folder tertentu, mana saja boleh. Dari hasil ekstraksi itu akan di dapat file dengan ekstensi .vmdk. Vmdk adalah file image harddisk mesin virtual untuk VMware. Jadi sebenarnya kita dapat menggunakan VMWare untuk menjalankan file tersebut. Namun untuk tutorial kali ini, saya menggunakan Virtual Box.

Jalankan Virtual Box, saat pertama kali buka, akan ada jendela registrasi. Apabila tidak ingin registrasi, abaikan saja tidak masalah. Oya, sebagai acuan saja, di tutorial ini saya menggunakan Virtual Box dalam bahasa Indonesia. Bila ingin mengganti bahasa, masuk ke menu [file] pilih [preferences] dan pada bagian [langungae] pilih bahasa Indonesia.
Di jendela Utama Virtual Box. Pilih tombol [baru], terletak di pojok kiri atas untuk memulai Wizard pembuatan mesin virtual.
Muncul jendela selamat datang. Pilih next

Welcome

Di jendela selanjutnya beri nama mesin virtual itu sesukanya. Sebagai contoh saya menggunakan nama 'Chrome OS'. Pilih Linux sebagai operating systemnya dan Ubuntu sebagai versionnya. Klik next.
Pilihlah

Selanjutnya, pengaturan besarnya alokasi Ram untuk Mesin Virtual. Besarnya tergantung dari Jumlah Ram Komputer kita. Semakin besar semakin baik, namun jangan sampai melebih setengah dari jumlah Ram komputer kita, karena nantinya akan membuat OS asli berjalan sangat lambat. Namun juga jangan terlalu pelit, atau Chrome Os yang berjalan lambat. Sebagai contoh, saya memasukan angka 384 MB. Klik Next.
makin besar makin baik bagi Chrome OS, tapi makin buruk bagi komputer asli

DI jendela Harddisk Virtual, pilih 'use existing harddisk'. Lalu klik icon folder dengan panah hijau, di sampingnya untuk membuka jendela Virtual Media Manager.

Yang ini belum tersetting dengan benar, klik tombol folder dengan panah hijau

Sampai disini kita berpisah sejenak dengan Wizard pembuatan Mesin virtual dan beralih ke pengaturan harddisk virtual. Di jendela Virtual Media manager pada tab Harddisk, pilih [tambah]. Lalu buka file vmdk Chrome OS yang tadi sudah di download dan di ekstrak.
Pilih file vmdknya

Dengan File itulah nantinya Google Chrome OS dapat Booting. Bila sudah, tekan ok. Lalu select file vmdk tadi dan tekan pilih.
Pilih File vmdk yang tadi dimasukan dan tekan [Pilih]

Kita akan kembali ke Wizard pembuatan Mesin virtual, dengan file vmdk Chrome OS yang terpilih di pilihan 'use existing harddisk, tekan next.

Pastikan file VMDK sudah terpilih seperti gambar di atas

Dan wizard selesai, Mesin virtual untuk Chrome OS sudah di buat. Tekan Finish.

klik finish

Kembali ke jendela utama Virtual Box, pilih Chrome OS dan klik tombol [Mulai].

Tekan tombol Mulai

Tunggu Hingga booting, proses booting berlangsung cepat, mungkin sekitar 10 detik. Bila sudah selesai boot, muncul jendela Login.

Login Di Chrome OS, Gunakan Akun Google

Gunakan akun google untuk login ke Chrome OS. Dan pastikan sudah terhubung ke internet. Langkah terakhir, Browsing lah dengan OS baru dari Google tersebut.

ScreenShot lainnya :

menu dalam Google Chrome OS, Semuanya adalah Aplikasi Online


Membuka akun Gmail dengan Chrome OS


About


Sedikit Review : Google Chrome OS
Sekilas saya mencoba-coba Chrome OS, agak bingung juga. Ini OS yang di buat browser atau Browser yang di buat OS. Karena Hanya ada browser di OS ini, yakni Chromium. Tampilannya sederhana, mirip dengan Browser Google Chrome (karena memang Google Chrome). Yang sedikit beda adalah tombol menu di pojok kiri atas dan indicator baterai di kanan atas. Aplikasi-aplikasi tambahan yang ada di sini juga semuanya di akses secara online. Seperti layanan Google Mail, Calendar, Reader, Docs, semuanya diakses secara online. Chrome OS tidak akan berfungsi apabila kita tidak terhubung ke internet.

Nampaknya Google mencoba mengganti paradigma pengguna komputer saat ini yang mengarah ke penggunaaan komputer berbasis Cloud. Dimana kita tidak perlu menyimpan apapun di Komputer kecuali OSnya. Semua aplikasi dan file di simpan di server-server Google. Memang hanya dari browsing, kita sudah bisa main game, menonton video, dan kegiatan komputerisasi yang lain. Bahkan jauh lebih banyak yang dapat dilakukan ketika kita online. Di Google Chrome OS, kita tidak perlu di pusingkan dengan antivirus, instalasi aplikasi, hang, blue screen, virus, update, file rusak dan pengalaman buruk dengan komputer lainnya.  Jadi untuk itulah mengapa Google Chrome OS 'hanya' di rancang untuk browsing.

Memang dari pengalaman saya sejak tersambung di internet, kegiatan berkomputer lebih banyak di habiskan di web browser. Mungkin bagi pengguna internet lain, browser adalah aplikasi yang paling sering di pakai. Asalkan terhubung internet, apapun bisa dilakukan dengan browser.

Sampai disini saya mulai membaca strategi Google untuk perkembangan tekonologi dunia ini, entah untuk tujuan mulia atau sebaliknya. Setiap langkah google dapat diambil benang merahnya. Mulai dari pembuatan aplikasi Google secara online, seperti Gmail, Docs, Youtube, dsb. Pembuatan Google Chrome browser dan selanjutnya pembuatan Google Chrome OS ini. Perkembangan internet ke arah ini, sangat di pengaruhi oleh sepak terjang Google saat ini.

Kabar buruknya, banyak warga dunia (apalagi Indonesia) yang belum siap dengan sistem seperti ini. Dimana kita harus terhubung Internet untuk menggunakan komputer. Mungkin sekarang tidak, siapa tahu beberapa tahun lagi……. (AHP 02 februari 2010 15:33)