Rabu, 30 Juli 2008

Cara Kerja Download Accelerator


Siapa pengguna internet yang ga pernah download? Saya yakin hampir 95% pengguna internet pasti pernah download file, entah itu file kecil atau besar. Masalahnya adalah ketika mau download file berukuran besar, sementara koneksi internetnya koneksi keong, alias lambat. Solusi terbaik adalah membatalkan niat dari lubuk hati yang paling dalam untuk mendownload file tersebut atau download di tempat lain yang koneksinya lebih cepat. Bagaimana bila file tersebut adalah file penting yang harus didownload secepatnya. Bila di paksakan download, mungkin butuh waktu seharian. Bila keadaannya seperti ini solusi terpintar adalah memanfaatkan jasa software download accelerator (bisa juga disebut sebagai download manager), di jamin kecepatan download naik hingga 500%. Download Accelerator? Hmmm...se-sakti itukah? Bagaimana kerjanya? Kalo pingin tahu, baca terus!


Software Download accelerator banyak bertebaran di internet, mulai dari yang berlisensi freeware seperti Download accelerator, Free download manager atau flash get sampai yang shareware seperti Internet Download Manager. Namun semuanya memiliki cara kerja yang hampir sama, meski dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.


Cara Kerja
Download Accelerator atau download manager bekerja dengan cara memanfaatkan salah satu fitur di protokol HTTP. Fitur itu adalah pelayanan permintaan terhadap bagian tertentu dari suatu file. Inilah kunci dari cara kerja semua software Download Accelerator.
Dengan fitur ini software Download Accelerator bisa mem-pause dan kemudian melanjutkan kembali download file. Jadi gini, ketika kegiatan download di pause untuk dilanjutkan kembali besaoknya, Download Accelerator akan mencatat sampai bagian mana file telah didownload. Kemudian bila download dilanjutkan kembali, Download Accelerator melakukan permintaan kepada HTTP server untuk hanya memberikan bagian file yang belum didownload saja, sedangkan bagian file yang sudah didownload tidak. Dengan begitu proses download tidak harus di mulai dari awal. Ini cara kerja begaimana Download Accelerator bisa mem-pause dan meneruskan download. Sekarang bagaimana Download Accelerator bisa mempercepat download?
Untuk mempercepat download, sebagian besar Download Accelerator masih menggunakan layanan permintaan bagian tertentu dari file. Ketika mendownload file Download Accelerator membagi file tersebut menjadi beberapa bagian dan kemudian mendownload file yang sudah terbagi itu dalam satu waktu. Untuk melakukan ini Download Accelerator membuka beberapa koneksi ke HTTP server. Jadi anggapan HTTP server Download Accelerator sedang melakukan download lebih dari satu file. setelah tiap bagian file selesai di download Download Accelerator kemudian menggabungkan file kembali.
Dampaknya proses download jadi jauh lebih cepat. Coba bandingkan bila kita mendownload puluhan file dengan ukuran kecil dengan satu file berukuran besar. Bukankah lebih cepat mendownload file berukuran kecil meskipun dalam jumlah banyak daripada satu file berukuran besar. Bila tidak percaya buktikan saja.
Namun ada beberapa HTTP server yang membatasi jumlah koneksi oleh satu alamat IP, bila itu terjadi bukankah Download Accelerator tidak bisa leluasa untuk membagi file, karena tiap bagian file membutuhkan satu jalur koneksi ke HTTP server. Apa yang dilakukan Download Accelerator bila itu terjadi?
Kabar baiknya ada kemungkinan ada server lain menyediakan mirror website yang berisi file yang sama. Dengan begitu Download Accelerator bisa melakukan koneksi kepada server tersebut dan melakukan download file. Jadi Download Accelerator bisa menggunakan beberapa server yang berbeda untuk mendownload file yang sama.
Pada beberapa Download Accelerator, ada kemampuan untuk memilih server tercepat untuk mendownload file tertentu. Jadi ketika mendownload file, Download Accelerator akan mencari server yang menyediakan file yang sama dan tentunya merupakan yang tercepat. Yang saya tahu salah satu Download Accelerator dengan kemampuan tersebut itu adalah Internet Download Manager atau biasa disingkat jadi IDM. Dengan kemampuan ini IDM bisa mendownload puluhan kali lebih cepat daripada download manager standar browser. Perbedaan kecepatan dibanding dengan Download Accelerator lain juga sangat signifikan.
Pernah suatu saat saya mendownload file berukuran 22 MB, awalnya saya menggunakan download manager standarnya Opera. Kecepatannya berkisar antara 6-10 KB/s, ketika saya coba menggunakan IDM kecepatanya sangat mengejutkan yaitu mencapai 90 KB/s. luar biasa, mengingat kecepatan koneksi internetnya “hanya” 384 Kbps. File 22 MB tersebut berhasil didownload dalam waktu kurang dari 5 menit. Namun salah satu kekurangan besar IDM yang lisensinya merupakan shareware. IDM di distribusikan dalam bentuk trialware, dengan jangka waktu 30 hari. Namun untuk pengguna internet yang akses internetnya bukan di rumah ini ga jadi masalah kan?(tahu kan maksudnya? ) jadi kalau mau milih software Download Accelerator pakai saja IDM.


Download Accelerator menyita Bandwith?
Saya jawab, YA! Dampaknya sama persis dengan ketika kita mendownload banyak file dalam satu waktu. Meski downloadnya cepat, loading website akan sangat melambat. Apalagi pada jaringan, bila ada salah satu pengguna komputer dalam satu jaringan menggunakan Download Accelerator, apalagi file yang didownload banyak, maka siap-siap saja di protes oleh pengguna lainnya. Jadi Download Accelerator akan lebih efisien ketika koneksi internet tidak sedang digunakan oleh orang banyak. Sedang download terus di tinggal. Apalagi dengan adanya fitur penjadwalan download, Download Accelerator akan sangat membantu.
Jadi mulai sekarang tidak usah terheren-heran kalo ada teman yang mengaku mendownload file berukuran 1 GB dalam hitungan jam alih-alih hitungan minggu(ekstrim amat?) kemungkinan besar dia menggunakan Download Accelerator(AHP 30 Juli 2008 20:17)

Senin, 28 Juli 2008

Membajak Software (bagian 2)

Arikel ini masih satu tema dan judul dengan artikel yang ini, sebenernya antara artikel ini dengan artikel yang itu merupakan satu artikel, namun karena terlalu panjang saya bagi dua aja. Jadi pingin kalo lebih afdol ilmunya, baca artikel sebelumnya dulu Nah puas bicara soal keygen di artikel itu, sekarang kita bahas soal crack. Apaan tuh... Baca terus!!

Crack
Lah...ini beda lagi dengan keygen, crack tidak menghasilkan serial number seperti keygen. oke langsung aja masuk ke definisinya:

Merupakan file tertentu dari suatu program yang sudah di modifikasi, sehingga dengan file yang telah di modifikasi tersebut akan didapatkan software yang full version.

Masih bingung.....? Baca Penjabaranya
Disetiap hasil instalasi software biasanya terdiri dari beberapa file .exe dan file .dll (dinamic link library). Dua jenis file itulah yang berisi kode-kode yang menentukan bagaimana software itu bekerja. Didalamnya juga termasuk kode dari sistem proteksi yang di terapkan oleh si software.
Seorang cracker berpengalaman akan bisa menemukan mana kode-kode yang mengatur tentang proteksi software. Ketika sudah di temukan cracker akan memodifikasi kode software itu sedemikian rupa sehingga sistem proteksi tidak bekerja. Selanjutnya file tersebut di compile ulang.
Dengan begitu dihasilkan sebuah file, yang harusnya fungsinya melindungi software tersebut dari pembajakan menjadi sebuah file ‘mandul’ yang tidak bisa menjalankan fungsinya. Jadi software akan menjadi full version tanpa harus memasukan serial number, nah itulah prinsip dasar dari crack. Jadi intinya crack merupakan hasil modifikasi dari kode software, yang membuat sistem proteksi software itu lumpuh.
Tapi itu baru prinsip dasar dari crack, pada kenyataanya jenis-jenis crack tidak hanya itu. Banyak variasi lainnya disesuaikan dengan sistem proteksi software yang akan di bajak, jadi saya kelompokan aja sesuai dengan apa yang saya tahu.
Bentuk 1
Seperti yang udah saya sebutin sebelumnya, pada komputer windows, file inti program pada umumnya terdiri dari dua macam ektensi file, yaitu *.dll dan *.exe. file *.exe merupakan file inti yang bisa dijalankan atau di eksekusi oleh OS, sedangkan file *.dll merupakan modul yang di jalankan oleh file*.exe tersebut sesuai kebutuhan. Pada kedua file itulah kode-kode penyusun software tersimpan.
Crack bisa berada pada kedua bentuk tersebut (.*dll atau *.exe), tergantung pada lokasi kode proteksi di letakan. Bila kode proteksi berada pada file bertipe *.dll maka crack tersebut berupa file *.dll. begitupun jika kode berada pada file *.exe, maka file crack tersebut merupakan file *exe. Bingung..? sebenernya konsepnya sederhana, cuman koq saya nulisnya jadi kayak ruwet banget yah, hehehehe. Bila masih bingung saya pake contoh aja yah....
Misalkan ada sebuah software berbayar yang menggunakan proteksi yang mewajibkan pengguna mengaktivasi serial number. File yang di tugaskan untuk mengatur aktivasi software tersebut bernama ‘proteksi.dll’, bisa dilihat file tersebut merupakan file *.dll. Kemudian....pengguna software itu melakukan aktivasi, lalu aktivasi berhasil....maka file ‘proteksi.dll’ akan membuat software itu menjadi full version, yaitu dengan cara menonaktifkan kode yang membatasi penggunaan software tersebut. Dengan nonaktifnya kode tersebut, maka software bisa digunakan sepuasnya, dengan kata lain menjadi full version.

Sampai disini jelas?Oke lanjut...........
Seorang cracker handal mengamati kegiatan software ketika melakukan aktivasi. oww ternyata ketemu file yang mengatur sistim proteksi merupakan file yang bernama ‘proteksi.dll’. Cracker pertama-tama mengamati bagaimana cara kerja file tersebut kemudian memodifikasi file ‘proteksi.dll’ sehingga kode didalamnya mampu menonaktifkan kode yang membatasi penggunaan software. Sehingga software seolah-olah telah di aktivasi. Maka file ‘proteksi.dll’ yang sudah di modifikasi itu bisa disebut sebagai crack.
Sama juga bila kode proteksi berada pada file *.exe, file *.exe yang memuat kode proteksi juga akan dimodifikasi untuk menonaktifkan sistem proteksi software.
Bentuk 2
Untuk bentuk 2 ini crack merupakan software yang berdiri sendiri, dan bukan merupakan modifikasi dari file program. Namun crack ini difungsikan untuk membajak software. Prinsip kerjanya yaitu memanipulasi atau memodifikasi beberapa komponen program sehingga sistem proteksinya lumpuh.
Sekilas mirip dengan crack bentuk 1 ya? Tidak, keduanya berbeda. Pada crack bentuk 1, wujud dari cracknya merupakan file hasil modifikasi dari file software, sedangkan pada bentuk 2 ini, wujud dari crack adalah sebuah software yang fungsinya adalah memodifikasi isi file software yang akan di bajak. Nah itu perbedaan utamanya.
Untuk jenis bagaimana modifikasinya sendiri bermacam-macam, tergantung dari software yang akan dibajak. Ada crack yang fungsinya adalah membekukan batas waktu aktivasi. Kadang ada software yang membatasi waktu aktivasi hingga 30 hari, bila setelah 30 hari tidak diaktivasi itu maka beberapa software akan tidak lagi seperti sebelumnya. Fungsi crack pembeku masa aktivasi ini adalah supaya waktu 30 hari itu tidak berkurang. Jadi meski software sudah 20 hari tidak di aktivasi, batas waktunya akan tetap 30 hari. Selama apapun software di gunakan, batas aktivasinya tetap 30 hari. Begitupun pada software yang trial, waktu masa trial ini juga bisa di bekukan.
Itu salah satu dari tipe modifikasi software crack. Sebenarnya masih banyak tipe-tipe lainnya, tapi agaknya ga perlu dijelasin satu-sayu yah? Satu saja sudah cukup (cape sih..ngetiknya..hehe)
Membajak software menggunakan crack lebih mudah daripada melalui keygen, karena pengguna tidak perlu repot-repot memasukan kode khusus, serial number atau semacamnya. Hanya tinggal klik ganda file crack, maka software pun menjadi full version tanpa biaya. IRIT
Namun crack juga menyimpan bahaya, karena file program yang digunakan merupakan hasil modifikasi. Kita tidak tahu apa saja yang di rubah atau di tambah oleh si cracker pada file software tersebut. Coba saja..siapa tahu cracker menyusupkan kode-kode yang sifatnya merugikan, kan jadinya bukan untung mbajak tapi buntung karena mbajak. Jadi bila dapet crack, pastikan itu berasal dari sumber yang terpercaya (emang ada gitu yang terpercaya). Jadi dalam hal ini crack lebih rawan daripada keygen, tapi bukan berarti keygen itu aman juga. Bila ingin yang aman dan terpercaya, jangan gunakan dua pembajak itu. Trus gimana? Ya...mau ga mau semua program berbayar yang kita miliki harus difull versionkan dengan membeli lisensi dari produsen software, sedikit(?) lebih mahal memang, tapi kan legal.(AHP 28 Juli 2008 20:17)

Sabtu, 26 Juli 2008

Membajak Software

Kalau Mas Joko Nurjadi membahas tentang Alat untuk memproteksi software di artikelnya yang ada di majalah PCMedia April 2008, maka saya kebalikannya yaitu alat untuk membajak software. Jadi disini kita kupas tentang cara yang biasa dilakukan orang untuk membajak software. Meski disini bicara soal gimana caranya membajak software, namun cukup sebagai pengetahuan saja, ngga usah berniat untuk mempraktekan, tapi bukankah lebih baik banyak tahu daripada tidak tahu kan? Oke kalo begitu lanjutttt.................
Mungkin buat yang biasa mbajak software sudah ga asing lagi dengan alat pembajak software, termasuk cara pakenya. Karena emang tiap alatnya cara pakenya beda-beda, ada yang rumit ada yang sederhana ada pula yang harus belajar bertahun-tahun dulu untuk memakainya (eits...iya bener). Hayo.... siapa yang udah pengalaman? Udah ah...intronya ga usah panjang-panjang...masuk ke topik utama....so baca terus!!

Keygen
Keygen atau Key Generator itu semacam program yang bisa menghasilkan nomor serial yang cocok dari suatu software. Oke..sebelum membahas lebih jauh mengenai keygen ada baiknya kalo saya bahas dulu soal Nomor Serial.
Serial Number atau Nomor serial (Ah..sama aja koq) merupakan kumpulan karakter unik, yang memang sudah disiapkan oleh pengembang software, nomor serial ini berfungsi sebagai kunci untuk mendapatkan software yang full version. Ketika seseorang menginstal software berbayar biasanya pada saat instalasi, installer akan meminta nomor serial yang valid, bila tidak di berikan maka instalasi tidak bisa dilanjutkan. Teknologi proteksi jenis ini merupakan jenis proteksi yang paling lemah, karena satu serial number bisa di gunakan untuk instalasi beberapa software di komputer lain, namun proteksi jenis ini hingga saat ini masih banyak digunakan.
Untuk mengatasi kelemahan proteksi dengan serial number, beberapa produsen software mengharuskan pengguna untuk melakukan aktivasi terhadap software itu. Aktivasi dimaksudkan untuk memastikan sebuah serial number hanya di gunakan oleh satu komputer. Jadi maksudnya gini, misalkan kita memiliki serial number untuk software yang bernama HHH dengan nomor 012124, nomor ini kita dapatkan dari si pengembang software HHH. Kita gunakan nomor ini untuk instalasi software HHH. Setelah di instalasi, software itu kita aktivasi lewat internet, dan berhasil.
Suatu saat teman kita yang mau menginstal software HHH di komputernya dan meminta serial number milik kita. Dan kemudian si teman itu melakukan instalasi hingga berhasil, namun ketika di aktivasi, tidak berhasil!! Mengapa? Hal itu karena serial number 012124 sudah kita aktivasi sebelummya, sehingga teman kita itu harus meminta serial number baru untuk bisa menggunakan software HHH itu, tentunya dengan harga yang tidak gratis.
Sampai saat ini sistem aktivasi itu masih dianggap cukup efektif (cukup efektif bukan berarti efektif) untuk mempersulit ulah para pembajak. Salah satu produsen yang banyak menerapkan sistem ini adalah microsoft, coba tengok mulai dari Vista, Office 2007, XP hingga office XP menerapkan sistem aktivasi ini. Vista memiliki batas waktu 30 hari setelah instalasi untuk aktivasi, bila vista tidak di aktivasi setelah lewat 30 hari, maka sebagian fitur-fitur vista akan di blok.
Namun bukan cracker kalo cepat menyerah, hingga kini tidak ada sistem proteksi yang tidak mampu ditembus oleh mereka, semakin kuat sistem proteksi yang diterapkan makin kuat usaha cracker untuk menjebolnya.
Oke cukup jauh nglanturnya, kembali ke Keygen
Keygen di rancang untuk menghasilkan serial number yang valid untuk software tertentu dengan menggunakan persamaan matematika yang (menurut saya) cukup rumit. Pernah suatu saat saya mengamati source code dari sebuah keygen, mungkin karena masalah skill programming yang ga begitu bagus, saya hampir(hampir lho) tidak bisa mengikuti alur programnya, meski baris programnya ga begitu banyak. Cukup untuk menggambarkan kalo rutin dalam keygen ga bisa di sebut sederhana.
Selain itu saya ga habis pikir gimana para cracker bisa membuat sebuah kode yang bisa menghasilkan nomor yang cocok, padahal serial number sendiri merupakan hal yang sensitif yang berusaha ditutup-tutupi oleh produsen software. Bayangkan bagaimana bisa menentukan kalo ini di ginikan trus jadinya serial number yang valid, tau darimana??? Bisa di ambil kesimpulan untuk membuat keygen itu ga mudah, di butuhkan kemampuan programming dengan bahasa tingkat rendah untuk membuatnya, yang jelas-jelas perlu waktu bagi manusia(normal) untuk menguasainya. Salut....( tapi jujur saya lebih salut kepada pembuat software yang di bajak oleh cracker)
Berdasarkan pengalaman saya sebagai pembajak software pengamat pembajakan (duileh sok banget, ini cuman pengamatan anak SMA ingusan lho), jenis keygen saya kelompokan jadi dua aja biar gampang, yaitu...

Keygen Yang tidak membutuhkan Input Khusus
Jenis ini hanya menggenerate serial number tanpa ada input apapun. Keygen jenis ini hanya membutuhkan satu buah tombol untuk menggenerate serial number yang valid. Serial numbernya sendiri merupakan hasil perhitungan random (acak), sesuai dengan rutin yang ada di tubuhnya. Tapi jangan bayangkan acak sebagai asal hitung, meski serial number yang dihasilkan itu acak, namun kevalidannya sangat bisa di percaya. Keygen jenis ini di peruntukan untuk software yang hanya membutuhkan input serial number, tanpa ada permintaan macam-macam lainnya.

Keygen yang membutuhkan Input Khusus
Usaha produsen software untuk melindungi software buatannya sangat variatif, salah satunya adalah menyertakan kode khusus yang berbeda-beda untuk tiap instalasinya. Kode ini diperlukan oleh user untuk melakukan aktivasi softwarenya itu. Yaitu dengan cara mensubmit kode tersebut kepada pihak produsen, maka setelah masalah pembayaran sudah beres user akan di berikan serial software yang valid.
Ketika serial number tersebut di masukan ke software, maka software akan mencocokan serial number tersebut dengan kode khusus, bila menurut perhitungan si software sesuai, maka software tersebut siap digunakan secara full version.
Contoh software yang menerapkan proteksi itu adalah 3ds Max. Software modelling dan animasi 3D buatan Autodesk ini harganya lebih dari 3 kali lipat harga motor Jupiter Z, atau hampir setara dengan 3 tahun gaji PNS golongan 2D yang sudah di tambah Tunjangan 2 anak dan istri. 3Ds Max menggunakan kode khusus yang mereka sebut request code. Untuk menghasilkan serial number, kode aktivasi ini harus di perlihatkan ke pihak Autodesk, dan kemudian pihak Autodesk akan memberikan serial number kepada pemohonnya.
Cara kerja Keygen untuk software macam 3Ds Max, adalah dengan cara menerima kode khusus dari si software tersebut dan kemudian mengolahnya menjadi serial number yang valid. Jadi untuk menghasilkan serial number, keygen tidak asal menggenerate. Ada kunci khusus yang di butuhkan untuk melakukan perhitungan, tanpa itu keygen tidak bisa bekerja.
Pada prinsipnya keygen mengalihkan tugas produsen software untuk mengolah kode khusus yang di terimanya dari pengguna. Sehingga pengguna tidak perlu mensubmit kode khusus ke produsen software, tapi cukup disubmit ke keygen, dan dihasilkan serial number yang valid. Tentunya dengan mendapatkan serial number dari keygen, pengguna software tidak perlu mengorbankan 3 tahun gajinya bukan? dengan kata lain tidak dibutuhkan biaya sepeserpun, mungkin biaya hanya untuk membayar koneksi internet supaya bisa mendownload si keygen. Wow tampaknya menyenangkan!
Oh...ya masih ada macam keygen yang memerlukan input khusus, tapi input khusus itu bukanlah kode khusus dari si software. Lanjut aja ya...
Banyak software berbayar yang ketika instalasi meminta nama pengguna, organisasi dan serial number. Untuk mendapatkan serial number tersebut, pengguna software harus melakukan registrasi ke pihak pengembang software, setelah registrasi dan masalah pembayaran sudah tuntas maka pengguna akan di beri user name dan serial number. User name dan serial number itulah yang akan di masukan ke form username dan serial number di software tersebut. Dan hasilnya software akan menjadi full version.
Keygen untuk sistem proteksi model ini menggunakan username sebagai dasar perhitungan nomor serial yang valid. Jadi pengguna hanya perlu memasukan username yang dikehendaki dan menekan tombol penggenerate, maka serial number yang valid akan di tampilkan. Dan nomor serial dan username tersebut tinggal di inputkan ke software, dan hasilnya di dapatkan software full version tanpa biaya.
Mungkin diluar sana masih banyak variasi jenis keygen yang memang disesuaikan dengan sistem proteksi software yang bisa di bajaknya. Tipe keygen yang sudah saya jelaskan diatas tidak mencakup semua jenis keygen. Karena memang jenis keygen yang eksis lebih banyak dari waktu saya yang tersedia untuk belajar, sehingga disini saya hanya menjelaskan apa yang saya tahu saja.
Kayaknya dah cukup nih pembahasan soal keygen....tapi pembahasan soal pembajak software masih belum selesai so...tunggu artikel selanjutnya.(AHP 26 Juni 2008 15:51)

Selasa, 22 Juli 2008

Tolong, komputer saya kok kayak keong (bagian 2)

Oke...nepatin janji saya di artikel yang ini, soal komputer yang mirip keong atau dalam kata lain komputer lelet. Di artikel itu saya jelasin soal pengaruh kinerja software. Jadi kalo belum baca, biar ilmunya utuh lebih baik kalo bisa nanti di baca.
Di artikel ini fokusnya bukan ke arah kinerja software lagi, tapi soal pengotor di komputer yang berkemungkinan membuat komputer lelet. Maksudnya pengotor itu, semacam sesuatu yang ga begitu diperlukan oleh komputer atau oleh penggunanya tapi mempunyai kemampuan untuk membuat komputer berkurang kinerjanya.
Macam pengotor itu bermacam-macam, mulai dari entry registry, File Sampah, software yang ga begitu berguna dan masih banyak lagi lainnya. Yang jelas pengotor itu harus memenuhi kriteria, satu : ngga begitu berguna. Dua: bikin kinerja komputer berkurang. dalam pembahasan artikel ini saya tekankan pada entry registry dan File Sampah.
Pengotor macam itu di yakini merupakan salah satu tersangka penyebab pengguna komputer frustasi karena komputernya lelet. Jadi mau tidak mau untuk menjaga kinerja komputer pengotor itu harus di bersihkan, caranya gimana? Baca terus!
Optimalkan Registry!
Registry itu semacam database yang isinya semua setingan windows, mulai dari pengaturan service windows, booting windows, program background, setingan software, nyampe interface windows. Peran data yang ada didalam registry dalam windows sangat vital, karena seluruh informasi tentang software, hardware dan tetek bengeknya tersimpan dengan rapi disini.
Di registry terdapat puluhan ribu entry yang selalu di update selama windows berjalan. Diantara puluh puluhan ribu itu pasti ada sebagian entry yang sebenarnya sudah tidak diperlukan. Padahal setiap startup windows akan me-load keseluruhan entry dalam registry. Jadi untuk apa windows me-load entry yang sebenernya ngga begitu di perlukan, misalnya entry mengenai konfigurasi software yang sebenarnya software itu sudah di uninstal. Bila isi registry bersih dan bebas dari entry-entry pengotor tentunya kinerja windows semakin cepat bukan? Lalu gimana mbersihinnya?
Yang jelas mbersihin registry dari entry-entry pengotor itu hampir mustahil dilakukan secara manual, bayangkan saja bila dilakukan secara manual, orang harus memeriksa puluh puluhan ribu entry registry satu persatu sambil menentukan entry tersebut merupakan pengotor atau bukan. maka untuk mbersihinya harus memakai tool pembersih registry.
Mengenai tool pembersih registry pilihannya banyak, tapi kalo boleh nyaranin nih (bukan bermaksud promosi meski kelihatannya begitu) pake saja Wise Registry Cleaner, selama ini saya pakenya itu dan hampir ngga pernah dapat masalah. Penggunaannya pun mudah, tinggal beberapa klik, registry pun bersih, kinerja windows pun meningkat. Bahkan sejak versi 2.85 ada fitur baru yang bisa mbersihin registry dengan cuman satu kali klik. Jadi karena sudah cukup mudah penggunaannya ngga usah saya jelasin lah ya. Oh ya Wise Registry Cleaner bisa di downloaddisini.

Wise Registry Cleaner, Pembersih yang Bijak
Untuk frekuensi pembersihannya tergantung bagaimana pengguna komputer memakai komputernya, sebaiknya kira-kira seminggu sekali, makin sering makin baik apalagi buat yang sering instal dan uninstal software, karena software yang diinstal biasanya bikin entry registry untuk settingannya, tapi kadang ketika di uninstal entry registry milik software itu ga ikut kehapus, dan akhirnya entry itu jadi entry sampah.
Oh ya ada satu lagi tool yang berhubungan sama optimalisasi registry, yaitu NTRegOpt. Beda sama Wise Registry Cleaner, program ini bukan untuk membersihkan registry, tapi untuk mengoptimalkan struktur key dalam registry, dan hasilnya struktur registry lebih rapi dan ukuran file-file registry akan turun, ujung-ujungnya kinerja windows meningkat. Aplikasi ini dianjurkan di pake setelah selesai mbersihin registry. Soalnya ketika registry di bersihkan banyak entry-entry yang dihapus, sehingga strukturnya sudah ga urut lagi. NTRegOPT bisa di download disini

NtRegOpt, bacanya nete re gopet(lho?)
Tambahan lagi... Wise Registry Cleaner dan NTRegOpt lisensinya freeware, jadi bisa digunakan secara bebas, tanpa biaya atau dengan kata lain yang lebih populer: GRATIS!!


Bersihkan Harddisk dari file-File Sampah
Disadari atau tidak, aplikasi windows dalam proses kerjanya banyak membuat file-file sementara yang keberadaannya tidak disadari oleh pengguna komputer. Namun celakanya banyak file sementara (banyakan berektensi *.tmp) yang setelah tidak digunakan tidak di hapus oleh aplikasi itu, sehingga file sementara itu tetap berada di harddisk kendati sudah tidak di pake lagi.
Bila dibiarkan, jumlah file sementara akan semakin banyak dan menumpuk sehingga ngabis-ngabisin ruang harddisk, apalagi buat yang ruang harddisknya mendekati limit 0 (maksudnya terbatas...dikit-dikit ada istilah matematikanya ga pa pa kan?).
Supaya Ruang harddisk bisa lega kembali untuk di-isi file-file yang lebih berguna, maka file-file pengotor itu harus di bersihkan, tentunya biar lebih gampang pake software khusus dong. Kalo boleh nyaranin nih...pake aja CCleaner.


CCleaner, Kelemahan: ga bisa mbersihin WC
Untuk kemampuannya ga usah diragukan lagi, semua file-file sementara, file di recycle bin, recent documents dan file-File Sampah yang lain akan dideteksi dan di hapus oleh Ccleaner. Penggunaannya pun mudah, jadi kayaknya ga usah saya terangin yah... Selain File Sampah Ccleaner juga bisa membersihkan entry registry yang tidak terpakai lagi, jadi fungsi yang satu ini mirip sama Wise Registry Cleaner. Untuk CCleaner bisa di download disini

Mau alternatif lain? Ada lagi nih yaitu Easycleaner, buatan Toni Helenius. Program ini lebih lengkap lagi, EasyCleaner bisa membersihkan registry meskipun ga sebaik Wise Registry Cleaner (jadi untuk registry, disarankan tetap pake Wise Registry Cleaner), juga bisa untuk membersihkan file-fle sampah yang sudah tidak digunakan, mendeteksi file yang duplikat dan untuk fungsi lainnya, silahkan di coba sendiri. Downloadnya disini


Easy Cleaner, gampang mbersihin
Wah pake yang mana tuh? CCleaner atau Easy Cleaner. Dalam hal ini saya hanya memberi pilihan, untuk milih yang mana tergantung dari selera pembaca, pake dua-duanya juga boleh. Tapi kalo pingin pembersihan yang lebih lebih lengkap, EasyCleaner lebih baik. Tapi bila ingin pembersihan File Sampah secara menyeluruh CCleaner lebih baik. Tinggal pilih sesuai kemauan dan kebutuhan.
Oke semoga dengan software-software yang bermutu dan gratis tersebut PC pembaca bisa tambah cepat tanpa biaya tambahan. Makasih udah mbaca, semoga berguna bye(AHP, 16 Juli 2008 19:33)

Jumat, 18 Juli 2008

S.M.A.R.T: Cegah Data Harddisk Hilang

Salah satu hal yang paling ditakuti sama pengguna komputer adalah kehilangan data. Iya, bener, malah buat beberapa orang masih mending kehilangan komputer daripada kehilangan data. Tapi ini memang ada benarnya, bayangkan data yang udah puluhan tahun di kumpulin dengan susah payah, memeras otak, waktu, keringat dan dompet(biaya maksudnya) tiba-tiba lenyap tak berbekas gara-gara harddisknya rusak total. Ga da backup-nya lagi. Kalo udah gitu, satu-satunya solusi adalah beli harddisk baru dan mulai berkomputeran dari awal. Ibaratnya komputer kembali lagi jadi bayi, ingatannya masih kosong.
Tapi untuk harddisk sekarang, kehilangan data seperti itu jarang terjadi, kemungkinannya kecil. Selain karena daya tahan Harddisik yang membaik dibandingkan harddisk-harddisk jaman dulu, harddisk jaman sekarang juga sudah dilengkapi dengan kelengkapan yang bisa menjaga keutuhan data yang ada didalamnya.
Salah satu kelengkapan itu adalah SMART

SMART siapa apakah dikau?
SMART kependekan dari self monitoring, analysis and reporting technology Kalo di indonesiasisasikan(halah..) menjadi “teknologi memonitor diri, menganalisa dan melaporkan” kurang lebihnya kayak gitu lah.
SMART adalah semacam sistem yang berfungsi untuk memonitor kondisi dan kesehatan harddisk kemudian melaporkan kepada pengguna jika terjadi sedikit kerusakan pada harddisk. Sehingga pengguna punya alasan untuk melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi data didalamnya ( misalnya membackup data) sebelum harddisk benar-benar rusak.
Kerusakan harddisk sebagian besar disebabkan karena umur mekanis, semakin tua dan sering harddisk itu digunakan, semakin besar resiko harddisk itu mengalami kerusakan. Selebihnya bisa dikarenakan cacat produk atau kesalahan pengguna itu sendiri. Berita baiknya kerusakan akibat umur mekanis bisa di prediksi oleh SMART. Dengan menggunakan data yang sudah dikumpulkan, SMART akan menganalisa dan memprediksi kapan akan terjadi kerusakan (waktu prediksi itu namanya T.E.C). Ketika waktu yang diprediksikan sudah dekat, SMART akan memeringatkan pengguna lewat BIOS.
SMART fungsinya hanya untuk memonitor, menganalisa dan melaporkan, ngga lebih dari itu. Jadi SMART tidak punya kemampuan untuk mencegah kerusakan di Harddisk, SMART hanya memperingatkan bila Harddisk akan rusak. Ketika harddisk dikabarkan akan rusak...ya sudah. Solusi pertama tentu saja backup datanya sebelum harddisk bener-bener rusak. Nah disitulah peranan SMART.
Tapi tidak semua kerusakan bisa di laporkan oleh SMART. SMART cuman bisa memperkiraan kerusakan harddisk yang bisa di prediksi. Kerusakan yang bisa di prediksi itu kerusakan akibat masa pakai harddisk atau umur harddisk. Untuk kerusakan yang sifatnya insidental seperti jatuh, lonjakan listrik atau karena bencana lainnya tidak bisa diprediksi oleh SMART. Jadi tetap ada kemungkinan harddisk tiba-tiba rusak meskipun masa T.E.C yang dilaporkan SMART masih lama.

ATTRIBUTE SMART
Dalam memonitor harddisk, SMART membagi hasil monitoringnya menjadi beberapa kategori yang disebut Attribute. Setiap attribute memiliki nilai antara 1 sampai 253, dimana nilai 253 adalah kondisi terbaik sedangkan 1 adalah kondisi terburuk. Nilai attribut ini lah yang menjadi tolak ukur pengukuran prediksi kerusakan. SMART akan membaca perubahan nilai tiap-tiap attribute. Dan kemudian menganalisanya. Hasil analisa itu berbentuk sisa masa pakai harddisk tersebut. Bila masa pakainya sudah dekat maka SMART akan melaporkan kepada pengguna lewat BIOS pada waktu POST tapi ngga semua motherboard sanggup untuk melaporkan hasil analisa SMART, meski harddisknya sudah ber-SMART. Tapi untuk motherboard produksi 3 tahun lalu kemungkinan besar sudah mendukung SMART.
Untuk macam attributnya sendiri, bisa berbeda-beda tergantung produsen harddisknya.

Membaca Attribute SMART
Untuk membaca attribute SMART ga harus lewat BIOS, lewat windows pun bisa. Tapi harus pake software khusus. Software yang bisa mbaca attribut SMARTpun banyak banget, contohnya sisoft sandra lite, Everest, PCwizard atau HDDhealth. Tapi menurut saya dari ke-empat itu yang terbaik buat mbaca attribut SMART itu HDDhealth.

HDDhealth User Interface



HDDhealth memang dibuat khusus untuk memonitor hasil monitornya SMART (lho..jadinya memonitor hasil monitor...wagu yah). Bandingkan sama software lainnya, baik sisoft sandra lite, Everest maupun Pcwizard fungsinya untuk hardware monitoring dan benchmarking. ngga dibuat khusus untuk memonitor SMART, mereka cuman bisa menampilkan attribute SMART.
Tapi HDDhealth ngga sebatas menampilkan attribute SMART, tapi juga melaporkan sama pengguna kalo ada perubahan nilai pada attribute SMART. Misalnya jika attribut A ternyata berubah nilaI dari 245 menjadi 243, maka akan muncul pesan dari HDDhealth yang isinya menjelaskan kalo attribute A berubah nilai.

Pesan Dari HDDhealth, Kadang ngganggu juga

Ga cuman itu, selain SMART, HDDhealth juga menampilkan detail spesifikasi harddisk, mulai dari kapasitas, fitur-fitur yang ada di harddisk, jumlah silinder, merek sampai sampai jumlah sektor termasuk termasuk suhu harddisk.
Yang paling menarik, pada tab health HDDhealth terdapat perkiraan waktu rusaknya harddisk yang didasarkan sama analisis SMART. Di tab yang sama juga ada nilai ketepatan prediksi SMART, yang jelas semakin lama monitoringnya semakin tinggi tingkat ketepatannya.
Istilah-istilah di HDDhealth

Prediction Precision, Ah..Masih Lama

Di bagian tab S.M.A.R.T mungkin ada istilah-istilah yang ga biasa, seperti threshold, worst dan temen-temennya. Oke saya jelaskan satu-satu

Name
Di kolom ini dituliskan nama-nama attribut yang dimonitor oleh SMART.
Value
Kalo yang ini menunjukan nilai yang saat itu dimiliki oleh attribut, seperti yang udah disebutin tadi. Nilainya antara 1 nyampe 253.
Threshold
Nilai yang ada di kolom ini berarti batas terbawah nilai value. Kalo nilai valuenya dah mendekati angka yang ada di threshold berarti harddisk di perkirakan ngga bertahan lama lagi atau harddisk sudah dinyatakan ngga sehat.
Worst
Nilai yang tercantum di worst berarti nilai terbawah yang pernah dicapai oleh angka yang ada di kolom value.

HDDhealth sifatnya freeware, jadi ga usah bayar apa-apa kalau pakai software ini. Untuk downloadnya langsung aja klik di sini
Oke..tunggu apalagi, download program ini untuk memonitor harddisk. Jangan sampai kecolongan jika harddisk tiba-tiba rusak.(AHP, 10 Juli 2008 20:49)



Kamis, 17 Juli 2008

Cathy:Katalog CD yang Powerfull

Repot memang kalo punya setumpuk CD program yang perCD-nya bisa berisi puluhan atau malah ratusan software yang berbeda. Ketika mau butuh software A misalnya, harus nyari dulu di tumpukan CD itu, parahnya lagi di label Cdnya ngga ditulis itu berisi apa saja. Atau ketika tiba-tiba pingin ndengerin lagunya Iwan Fals yang lagunya ternyata ada di salah satu CD yang ada di tumpukan CD Mp3 campuran. Masa harus nyarinya harus mbuka CD satu-satu, belum kalo Cdnya isinya banyak. Mbayanginya aja sudah bisa bikin epilepsi kambuh.
Nampaknya atas dasar itulah seseorang bernama R. Vasicek (entah orang mana...yang jelas bukan dari jawa atau batak) menciptakan Cathy. Programnya juga ukurannya suangaat kecil, coba bayangkan ukurannya cuman 58 KB. Tapi jangan diremehkan kemampuannya. Sifatnya juga portable alias tanpa instal Untuk komponen programnya, Cathy hanya berupa file exe tunggal. File katalog akan di buat di di folder yang sama dengan file program cathy.
Untuk interfacenya memang sederhana, termasuk menu-menunya yang ga begitu banyak. Tapi justru itulah yang bikin cathy ga ribet dipake. Untuk memakainya, tinggal jalanin file programnya cathy. Maka setelah itu muncul jendela Cathy. Bila dibuka pertama kali jendela cathy memang masih kosong karena belum di isi katalog. Untuk nambahinnya buka tab catalog, di bagian root, tekan tombol “...”. kemudian pilih root drive CD yang mau di indek (sebelum itu masukin dulu Cdnya. Terakhir klik “add”. Semua file yang ada di CD pun di catat oleh cathy, temasuk ukuran filenya, ukuran file keseluruhan, Nama label cd, serial dll. Menarik kan....

Vasicek: hmm....Bukan Orang Batak

Ketika katalog itu sudah di index, maka isi katalog itu bisa di browsing layaknya ketika sedang browsing isi CD. Bila semua koleksi CD/DVD sudah di index, maka seluruh isinya bisa di browsing semua tanpa harus membuka CD/DVD aslinya.

Pilih-pilih Lokasi Drive


Oh..ya cathy ternyata ga cuman bisa ngindex isi CD/DVD. Semua file yang yang ada di Harddisk atau flashdisk pun bisa dindex. Untuk mengindex isi harddisk caranya sama dengan ketika ngindex isi CD, cuman pada browsing drive Cd waktu mau ngindex, yang dipilih bukan drive cd tapi drive atau folder yang mau diindex Kurang tepat kalo fungsinya untuk katalog CD, yang tepat itu katalog file.
Searching

Cari!!!


Selain browsing, kita juga bisa melakukan pencarian file yang ada di seluruh katalog yang ada. Jadi kalo butuh lagunya iwan fals, maka tinggal ketik iwan fals di tab search. Maka file atau folder yang mengandung kata iwan fals pun di tampilkan, lengkap dengan informasi filenya, termasuk nama label CD yang ada kata iwan fals nya dan path lokasi filenya.
Nah ini yang paling penting =link download. Cathy bisa di download di sini. berhubung ukurannya mini, downloadnya ga bakal lama. selesai didownload, ekstrak file itu di folder yang udah disediakan. Dan segera menikmatinya......(AHP 06 Juli 2008 10:43)

Minggu, 06 Juli 2008

Versi Software: Beta, Alpha, RC Apakah itu?

Mungkin ada yang pernah denger kalimat entah itu dari temen, artikel ataupun forum yang kira-kira begini:”Jangan instal software beta! Tunggu saja rilis finalnya!” atau kalimat lain yang intinya sifatnya mendiskriminasi software yang masih tahap beta. 
Buat yang sering utak-utik (Bisa saja orang yang buat software, pengoleksi, pengguna advanced atau malah pemerhati) software pasti ngga asing sama istilah ‘rilis beta’ atau semacamnya. Sebuah software yang ber-embel-embel beta atau semacamnya cukup banyak di temui di mana-mana. Beta dan alpha itu adalah bagian dari siklus rilis sebuah software. Sebenarnya keduanya ga mutlak di perlukan, tergantung selera pembuat programnya.

Sebenernya ada apa di balik penamaan beta, alpha itu? Mengapa harus ada yang seperti itu? Kenapa software beta bisa-bisanya didiskriminasi? Terus Baca! 

Untuk membuat sebuah software tidak mudah. Bahkan untuk program yang fungsinya sederhana seperti kalkulatorpun masih punya tingkat kesulitan. Pernah saya pake bahasa pascal untuk mbuat software kalkulator (yang tentunya sangat sederhana), fungsinya cuman bisa untuk nambah, ngurangin, kali, trus bagi. Itupun inputnya cuman pake keyboard. Selesai ditulis, langsung saya compile dan jreng......deretan baris yang isinya pesan syntax error bermunculan, gila perasaan semua syntaxnya udah sesuai. Saya pelajari pesan error yang ada (dan semua gara-gara syntax error..he..jadi malu, ketahuan ga bisa programing), kemudian saya lihat lagi kode kalkulator yang udah saya tulis. Oww ternyata ada baris yang kurang tanda titik koma (“;”), ada yang kurang tanda titik, kebanyakan kata “end”, ada variabel yang yang tipenya ngga sesuai, dan lain-lain. Saya perbaiki dengan sabar dan teliti dan akhirnya bisa juga di compile. Ternyata waktu yang di butuhin buat nulis kode hampir sama dengan waktu buat ngoreksi kesalahan.
Itu cuman program kalkulator yang ngga nyampe 30 baris kode. Gimana kalo kode program yang nyampe puluhan ribu baris?
Tipe kesalahan program kalkulator tadi pun cuman syntax error, yang notabene tipe kesalahan yang paling mudah dihindari dan di tangani. Yang paling ditakuti sama programer adalah kesalahan logika atau alur program yang bisa membuat program jalannya ngga seperti yang diharapkan. Tapi sialnya kadang-kadang alur yang ngga seperti yang diharapkan muncul kalo dalam kondisi tertentu. Jadi ngga selalu muncul, dan tentunya sulit di lacak nah...itulah yang disebut bug software. Sebuah bug bisa membuat kerja software ngga stabil, mungkin tiba-tiba error atau ngehang, tiba-tiba kerjanya lambat, atau gejala-gejala yang sama sekali ngga mengenakan lainnya. 
Karena sebagian besar programmer biasanya merangkap menjadi bugger(orang yang membuat bug) maka tak heran kalo sebagian besar software pasti punya bug. Untuk menemukan bug juga tidak mudah, bug bisa saja muncul di suatu tempat tapi tidak muncul di tempat lainnya atau ditempat lain malah muncul bug lainnya. Intinya tiap orang bisa ngalamin jenis bug yang berbeda.

Oleh karena itulah muncul ide untuk membuat siklus rilis software yang saat ini terdiri dari Alpha dan Beta. Bedanya apaan? Oke...baca terus. Biar lebih nyambung penjelasannya di buat kronologis mulai dari :

Penulisan kode Software
Pada tahap ini semua rutin yang dibutuhkan oleh software untuk bisa berfungsi sesuai yang direncanakan di tulis. Kemudian semua baris kode di teliti alur logikanya, untuk meneliti alur logika dibutuhkan kemampuan matematika yang kuat. Selesai ditulis kode di compile dan di uji oleh programmer-programernya. 

Sebenarnya tahapan itu ngga baku, tergantung sama yang pembuat softwarenya. Tapi paling tidak ada gambaran bagaimana software itu di tulis.


Masuk Tahap Alpha

Di tahap ini software di uji kinerja dan kestabilannya. Untuk pengujinya bukan dari programernya tapi dari pengguna atau tim penguji yang ruang linkupnya terbatas, disini penguji akan melaporkan bug-bug yang muncul kepada pembuat software. Yang kemudian di tindak lanjuti oleh pihak pembuat. Selain pengujian, Software juga di beri kesempatan untuk di tambahkan kemampuan dan fitur baru yang skalanya besar. Oleh karena itu software pada tahap ini tidak di publikasikan dan disebarluaskan. Tahap Alpha bisa berkembang ke Alpha1, Alpha2 dan seterusnya tergantung ada tidaknya penggantian, penambahan atau perbaikan software oleh pembuat. 

Tahap Beta
Setelah software itu cukup stabil dan dirasa cukup layak digunakan, software akan memasuki tahap beta. Di tahap ini software memang belum seratus persen bebas dari bug, oleh karena itulah perlu ada pengujian lagi. Di tahap ini software akan dipublikasikan dan disebarluaskan (kalo yang ini sesuai lisensinya). Software ini akan di uji oleh pengguna yang memakainya. Jadi kalo ada dari kita yang nginstal software beta maka bisa disebut sebagai penguji. Pengguna bisa melaporkan bug-bug yang muncul di software itu kepada pembuatnya. 
Jadi pada tahap ini proses debug(menghilangkan Bug) masih terus dilakukan oleh pihak pembuat software. Selain itu pada tahap ini juga di perbolehkan untuk melakukan penambahan atau penggantian feature dalam skala kecil. Sama seperti tahap alpha, tahap beta pun bisa berkembang ke beta1, beta2 dan seterusnya. 
Salah satu alasan orang antipati sama software beta adalah pada tahap ini software belum begitu stabil, tingkahnya aneh, atau bikin lambat komputer karena rakus processor dan memory. Nah..karena itulah banyak orang(termasuk saya) memilih untuk menunggu versi finalnya daripada nekat instal versi beta yang kemungkinan belum stabil. Meski ngga nutup kemungkinan kalo software versi beta sudah cukup layak di pake sama end user. 

Tahap beta bisa berlangsung sampai bug-bug yang sifatnya penting bisa diatasi dan software itu dinyatakan stabil.

RC(release candidate)
Pada tahap ini software sudah dinyatakan stabil dan kualitasnya sudah mendekati versi final. Tahap ini difungsikan sebagai persiapan sebuah software untuk menyambut versi finalnya.  
Tahapan RC jarang dilakukan oleh pembuat software. Biasanya mereka langsung merilis versi final setelah tahap beta. Contoh software yang pernah ada tahapan RC adalah PCMAV, antivirus lokal ini sejak awal rilisnya sudah berstatus RC. Tanpa beta? Entahlah, sekali lagi itu tergantung selera pembuatnya. PCMAV berstatus RC selama tepat dua tahun, mentok pada RC24 dan sekarang sudah sampai versi final.
Selain PCMAV ada lagi yang sempat menyandang gelar RC, namun bukan software tapi OS. Yaitu windows Vista. Bener Windows Vista emang pernah ada versi RC-nya.
Final
Inilah tahapan yang terakhir. Di tahap ini software sudah dinyatakan stabil dan layak untuk digunakan secara luas. Pihak pembuat pun mempromosikan software ini kepada orang-orang supaya mereka berbondong-bondong menggunakannya. 
Versi final ditandai oleh penulisan versi yang berupa angka tanpa embel-embel beta, RC atau alpha. Contohnya Opera 9.50 atau Media Monkey 3.0.3.1183. Misalnya akan ada pengembangan lain seperti penambahan fitur atau perbaikan maka angka versi itu akan bertambah. Misalnya Media Monkey 3.0.3 setelah ditambahkan fitur baru versinya berubah menjadi 3.0.4. 

Meski kadang sudah ada tahapan-tahapan yang begitu berlapis seperti itu, software belum tentu bebas dari bug. Karena untuk membuat software yang sempurna hampir tidak mungkin. Bahkan OS windows sekalipun yang dikerjakan oleh ribuan orang dari bidang ilmu yang beda-beda masih di hiasi oleh bug-bug yang menyebalkan. Tahapan rilis itu hanya untuk mengurangi bug yang sering muncul dan cukup mengganggu, tapi tidak menghilangkan.
Tahapan itupun ngga selamanya dialami oleh software. Mungkin ada yang langsung tahap beta kemudian ke versi final atau malah ada yang begitu rilis langsung ke versi finalnya, sekali lagi(suer..ini yang terakhir) itu tergantung dari pembuat software. Tanpa tahapan itupun, asalkan sudah stabil software yang baru saja diluncurkanpun bisa langsung akselerasi ke versi final.
Contohnya produsen game, asal tahu saja seumur-umur saya ngga pernah denger game Crysis Beta 2 atau Halo 3 Alpha. Ya memang bener untuk game, sebagian besar produsen langsung merilis versi final. Karena untuk menguji software game bukan pekerjaan mudah, dan tentunya beresiko. Jadi pengujian game tidak dilakukan oleh pengguna biasa. Sebagai gantinya ada tim penguji game.

Jangan di bayangkan penguji game itu pekerjaan yang nyenengin(soalnya udah main game dibayar pula). Untuk mencari bug, penguji harus menggunakan semua kemampuan karakter dalam game itu. Misalnya kalo game perang berarti semua jenis senjata harus bisa di pakai. Jadi jangan heran penguji software game bisa ngabisin waktu berjam-jam di satu level saja, yang pasti bikin bosen.

Penyimpangan
Lho maksudnya penyimpangan apa toh...
Gini, ternyata ada pihak yang menggunakan istilah beta di tempat yang ngga semestinya. Istilah versi beta hanya di tujukan untuk versi rilis software, namun ada seseorang yang terang-terangn menggunakan istilah itu untuk selain software. Orang menyimpang itu adalah admin KOMPUTOK, penulis artikel ini!, di artikel yang ini. Oh..maafkan daku....Ah ngga apa-apa lah ya, biasa aja.(AHP 5 Juli 2008 22:02, hoaaaaam.......ngantuk bener, harus minum kopi pahit apa yah?) 

Jumat, 04 Juli 2008

Kenapa Bukan Linux

Sistem Operasi Windows seakan udah merasuki jiwa sebagian besar pengguna komputer. Ketika mereka menyebut nama komputer pasti bayangannya tentang GUI windows. Berpikir seakan-akan windows adalah komputer, komputer adalah windows, tanpa peduli disekitarnya banyak OS lain yang eksis namun terpinggirkan. Orang dikatakan menguasai komputer ketika mereka menguasai OS windows, meskipun mereka tidak tahu apa itu komputer, bagaimana komputer itu bekerja, konsep dasar tentang komputer, bahkan mungkin mereka tidak tahu apa itu OS itu sendiri, yang mereka bisa hanya menggunakan, tak lebih dari itu. Apa yang mereka gunakan mungkin bukan komputer itu sendiri namun aplikasinya, softwarenya. Apa yang mereka bisa? Ms Word? Ms Excel? Itu saja? Mereka belum menguasai komputer!
Celakanya dunia pendidikan Indonesia juga ikut terasuki oleh belenggu OS Windows. Padahal mereka adalah sebuah instansi yang menentukan kepribadian anak didiknya, kepribadian bangsa! Apa yang diajarkan oleh mereka kepada generasi mudanya, generasi penerus kepemimpinan bangsa ini tentang komputer? Coba cari buku paket pelajaran TIK(Teknologi Informasi dan Komunikasi) dari SMP hingga SMA! Apa yang tertulis disitu? Apakah ada penjelasan tentang OS selain windows disitu? Apa yang ada disitu hanyalah aplikasi dan OS windows! Memangnya Itu yang disebut komputer!

Apa mereka tidak sadar kalau Windows adalah produksi Microsoft?

Apa mereka tidak sadar kalau produk Microsoft adalah produk komersil?

Apa mereka tidak sadar telah mengkomersialkan nilai luhur pendidikan?

Apa mereka tidak sadar telah “menjual” anak didiknya kepada perusahaan asing (Microsoft) yang bahkan perusahaan asing itu belum tentu tahu kalau mereka itu ada didunia?!

Apa mereka tidak sadar telah membelenggu anak didik mereka dengan produk itu, yang memaksa anak didiknya memakai produk microsoft untuk seumur hidupnya?

Apa mereka tidak sadar kalau tindakan mereka itu telah memperparah tingkat pembajakan di negeri ini?!

Oh..memperparah? Ya benar!
Coba cek buku pelajaran itu kembali, untuk buku SMA. Disitu hanya berisi penjelasan tentang OS Windows sementara beberapa software yang dibahas adalah Ms Word, Excel, power point. Corel Draw. Semua itu adalah produk berbayar! Dan tentu saja harganya tidak murah oleh kantong sebagian besar orang indonesia. Oke kalau pingin tahu harganya nih Windows Vista Ultimat US$463, untuk Office 2007 Pro US$534, dan untuk Corel Draw X4 US$429. Kalau di total mencapai 15 Juta-an, itu belum termasuk harga Hardwarenya, untuk hardware standar di taksir mencapai 2,5 juta. Cukup untuk biaya sekolah selama 12 tahun!
Sekarang tiap siswa paling tidak mempunyai program di atas sebagai alat untuk belajar, selain itu tiap siswa mempunyai kemampuan ekonomi yang sangat bervariasi. Mungkin ada yang sanggup untuk mengeluarkan uang sebanyak 17,5 juta untuk sebuah komputer Windows ASLI. Namun ada pula yang bahkan untuk membeli hardwarenya saja masih pikir-pikir.
Selain itu, untuk memperlancar KBM harus disediakan perangkat komputer untuk praktek. Tanpa itu mustahil KBM bisa terlaksana dengan baik, tanpa itu KBM untuk TIK hanyalah sesi hapalan yang membosankan. Oleh karena itu pihak sekoalah harus menyediakan paling tidak 90 komputer. Jika menggunakan perhitungan tadi, per komputer dinilai 17,5 juta. 17,5 dikalikan 90 menjadi 1,575 Milyar!! Masuk Akal? TIDAK!! Itu baru satu sekolah, jika se-Indonesia?
Oleh karena itu Admin komputer sekolah lebih memilih produk bajakan dari pada repot-repot membeli yang asli. Mungkin ketika mereka mengajukan proposal pemberian dana sebesar 1,5 Milyar untuk pengadaan komputer kepada Depdiknas setempat, kepala Depdiknas-nya akan terkena serangan jantung mendadak (idih amit-amit).
Jika di sekolah saja menggunakan produk bajakan, bagaimana dengan anak didiknya?

Oke...apa solusinya?


Indonesia aku menunggumu!!??

Perkenalkanlah mereka generasi muda indonesia dengan OS lainnya yang berisfat non komersil, YA OS berbasis kernel linux. Dengan begitu mata mereka terbuka. Mereka akan tahu kalau dunia komputer sangat luas, yang bahkan tidak mungkin seluruhnya dipelajari seluruhnya oleh seseorang selama masa hidupnya. Semakin dini perkenalan mereka dengan Linux semakin baik.
Sebagian besar distro linux sendiri merupakan OS dengan lisensi GNU. Yang bisa didapatkan dengan gratis oleh end-user. Sedangkan sebagian besar aplikasi linux merupakan open source, dan tentunya gratis digunakan, dengan fungsionalitas yang hampir setara dengan aplikasi windows.
Ketika mereka sejak kecil telah terbiasa dengan Linux, maka mereka akan merasakan betapa mudahnya pengoperasian linux. Bisa karena terbiasa, sebuah kalimat yang tepat.
Mungkin sebagian besar dari kita, generasi yang lebih tua yang sudah bertahun-tahun menggunakan windows merasakan betapa sulitnya linux itu (termasuk saya). Hal itu karena kita sudah terbelenggu oleh Windows. Mungkin kita bisa bilang “Pakailah Linux” namun kita enggan berpindah ke OS linux karena sudah terlena oleh kemudahan OS windows. Itulah tugas kita membimbing anak cucu untuk tidak terlena oleh windows. Seperti seorang pengguna narkoba yang mewanti-wanti kepada anaknya untuk tidak seperti ayahnya.
Juga tugas dan kewajiban instansi pendidikan untuk memperkenalkan linux pada anak didiknya, agar mereka tahu dunia itu luas. Jangan hanya Windows!
Mungkin Saya hanya bicara tentang “Mari Gunakan Linux” padahal saya sendiri masih menggunakan Windows. Itu artinya saya sendiri sudah terbelenggu oleh Windows dan aplikasinya. Saya sudah terlanjur mengenal dan terbiasa dengan windows dan aplikasinya, sebuah kesulitan besar untuk bermigrasi seluruhnya ke Produk linux. Meskipun bukan tidak mungkin melakukannya, namun itu berarti harus dimulai dari NOL.
Tunggu apalagi, segera perkenalkan generasi muda, para penerus bangsa, para calon pemimpin tanah air dengan produk Linux. Jangan sampai mereka menjadi seorang pembajak (AHP 25 Juni 2008 21:00).