Selasa, 06 Mei 2008

Fragmentasi File (bagian 2)


Cara Kerja Disk Defragmenter
Kalo artikel sebelumnya mbicarain tentang filenya, di artikel ini saya akan coba membahas cara kerja Disk Defragmenter: Program bawaan windows Yang bisa mengatasi file terfragment
Head harddisk bener-bener kesulitan ketika ngakses file yang terfragment. Head harus bolak-balik kesana kemari, selain ngurangi umur harddisk file terfragment juga bisa bikin komputer lelet. Apalagi kalo yang terfragment adalah file punya OS ato program. OS ato program itu jalannya bisa kayak bekicot naik gunung. MAKA DARI ITU FILE TER-FRAGMENT HARUS DISATUKAN!! HIDUP PERSATUAN!!! (lho kok kaya politikus yah? bodo ah) with what (Baca: dengan apa)? Disk defragmenter, ato software defragment lainnya.
Yang Jadi Pertanyaan: Bagaimana program itu menyatukan kembali file yang terfragmen?
Kembali ke analogi Artikel sebelumnya, Kalo belum baca, baca dulu.
Ibu-Ibu yang duduknya terpisah sangat tidak nyaman duduknya, pengin disatuin.
Doanya terkabul, tiba-tiba muncul petugas dari Dinas Tata Kota divisi “pengaturan tepat duduk genk ibu-ibu cerewet yang suka ngegosip”. Mereka rapat dulu mengenai solusi yang paling efisien. Akhirnya ditemukan caranya, dan mereka mulai bergerak.
Mereka mengambil 2 kursi kosong dari mobil dinasnya, sebut saja kursi sementara. Kemudian orang yang duduk di kursi nomor 3 dan 5 di pindahkan ke kursi sementara. Kemudian anggota genk ibu-ibu yang duduk di kursi nomor 6 dan 7 dipindahkan ke kursi 3 dan 5. Nah orang yang duduk di kursi sementara di pindahkan ke kursi nomor 6 dan 7. Selesai!!. Genk ibu-ibu yang terfragment (eh, terpisah) bisa disatuin kembali dan mereka pun bergosip kembali.
Entah ilustrasi di atas ada di dunia nyata apa ga. Yang jelas, kalo ada, berarti negara itu bener-bener perlu di kasiani, bukan apa-apa kurang kerjaan!!
Kira-kira begitu cara kerja Disk Defragmenter yang dianalogikan sebagai Dinas Tata Kota divisi “pengaturan tepat duduk genk ibu-ibu cerewet yang suka ngegosip”. Langkah pertama adalah analisa dulu, baru kemudian gabungkan kembali file. Dalam analisa juga ditentukan langkah apa yang perpindahannya paling sedikit. Caranya juga mirip dengan analogi tadi.
Selain Disk Defragmenter ada juga Defragment lainnya yang di buat oleh pihak ketiga, dan biasanya lebih baik dari Disk defragmenter. Mengenai metode, agak sedikit berbeda. Ada yang dengan cara scanning file satu persatu, sambil menentukan file itu ter-fragment atau tidak jika ya, maka langsung di tindak lanjut. Selain masih banyak lagi metode lainnya, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dan tentu saja tidak bisa saya jelaskan karena emang ngga tau :-). Tapi menurut pengalaman saya, ga ada Defragmenter yang bisa nggabungin file yang terfragment 100%.
Mengenai Frekuensi defragmenting sebaiknya jangan terlalu sering, tetapi rutin. Dianjurkan 1-2 bulan sekali. Kerena pada saat defragmenting Harddisk benar-benar bekerja keras. Headnya bergerak terus bolak-balik pada saat seeking (pencarian) data. Harddisk adalah alat mekanis, artinya ada bagian yang bergerak. Bila bagian itu terlalu sering bergerak bisa dipastikan umurnya berkurang. Tapi defrag tetap dianjurkan, karena file yang terfragmen juga akan meningkatkan beban harddisk.
Nahh.. akhirnya selesai juga artikelnya, ngetiknya capee. Ya udah, semoga berguna dan mohon maaf kalo artikel ini terlalu dangkal (maklum newbie) , tunggu artikel selanjutnya Bye-bye....(AHP, 05 Mei 2008 11:35, hehehe lagi liburan...gara-gara kelas XII ujian sekolah hahahah.........(gi ngapa?))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim Komentar