Jumat, 12 Desember 2008

Internet, Sumber Pengetahuan atau Pembodohan?

Judul di atas mungkin mengundang kontroversi. Terutama kata ‘pembodohan’, oke..mungkin untuk sebagian besar pengguna internet tidak setuju dengan kata ini. Sebagai sumber informasi global, internet menjadi surga informasi, yang dapat menjadi tujuan para pencari informasi, ilmu, uang dan kebahagiaan. Kecil kemungkinan orang berinternet bertujuan untuk membodohi diri sendiri. Tapi sadar atau tidak, ada pengguna internet mengalami proses pembodohan disamping mendapatkan pengetahuan ketika berhadapan dengan internet. Masih tak percaya?
Sumber pengetahuan dan pembodohan, dua hal ini saling bertolak belakang. Sumber pengetahuan bisa digunakan untuk membuat orang lebih tahu tentang sesuatu. Sementara pembodohan adalah membuat orang tidak mengetahui sesuatu. Manakah yang terjadi di internet saat ini?

Salah satu kelebihan internet adalah apapun ada disitu dan tiap orang dapat dengan mudahnya mencari apa yang ada disitu. Tapi benarkah kelebihan ini selalu baik? Saya sering mendengar tentang kisah sukses seseorang, bagaimana perjuangannya untuk membuat kekurangannya menjadi kelebihan. Dan hasilnya adalah kesuksesan. Perlu diingat, terkadang itu juga berlaku sebaliknya. Sebuah kelebihan bisa menjadi kekurangan bila tidak digunakan dengan tepat. Inikah yang terjadi di internet?

Jawaban saya atas pertanyaan itu adalah mungkin. Seseorang semakin mudah mendapatkan informasi maka semakin mudah melupakan informasi itu.

Sekarang katakanlah kita berada di zaman dimana internet belum ada, komputer masih berwujud lemari besi sebesar rumah. Kita disuruh oleh seseorang untuk mencari literatur misalnya tentang Hukum Mendel, dia minta selengkap mungkin. Yang pertama terlintas adalah perpustakaan. Dan dimulailah perburuan informasi di perpustakaan kota. Puluhan jam berada di antara tumpukan puluhan buku yang masing-masing beratnya 3 KG. Lembar-demi lembar dibuka dan dibaca, mencari informasi Hukum Mendel di antara ratusan hukum-hukum lain yang tersebar di ribuan halaman dengan berbagai bahasa. Setelah ditemukan, informasi-informasi itu di ditulis tangan. Baru kemudian diserahkan ke orang yang memintanya.
Ngeri dengan ilustrasi diatas? Tapi lihat sisi baiknya. Orang yang sudah melakukan penderitaan itu tidak akan dengan mudah melupakan informasi yang didapat. Terlalu sayang untuk dilupakan, tidak rela perjuangannya sia-sia begitu saja. Tapi coba bandingkan dengan saat ini, tinggal ketik ‘Hukum mendel” di kolom pencarian google, ribuan artikel tentang itu ditampilkan dalam waktu kurang dari 1 detik. Informasi itu tinggal dikumpulkan, diprint dan diserahkan. Kalaupun artikel yang ditemukan dalam bahasa belahan bumi lain, tinggal pakai Google Translate. Betapa mudah mendapatkannya, coba hitung berapa jam waktu yang bisa dihemat. Tapi ilmu apa yang kita dapatkan dari sana? Ilmu Kesia-siaan? Jelas itu bukan ilmu sosial atau eksak.

Situasinya mirip dengan ketika seorang siswa mendapatkan tugas dari gurunya. Untuk menyelesaikan tugas itu, dia hanya melihat hasil pekerjaan temannya. Baik si pencontek maupun yang mengerjakan sendiri sama-sama mengumpulkan hasil yang sama dan mendapat nilai yang sama. Tapi apakah si pencontek sepenuhnya memahami apa yang dicontek? Tentu saja tidak. Tindakan si pemberi contekan justru membuat si pencontek tidak memahami apa yang seharusnya dia pahami. Bukankah itu bentuk pembodohan?
Yang perlu di ingat disini adalah mungkin kita bisa instan mendapatkan informasi, tapi otak manusia terbatas. Kita tidak mungkin mempelajari dan mengingat informasi itu dengan instan. Tanpa dipelajari, informasi itu hanyalah sampah, sebagus apapun informasi itu.

Penutup
Memang sih bukan berarti ketika kita copy paste artikel di internet dan hanya membacanya sekilas itu adalah pembodohan. Pembodohan itu terjadi apabila kita terlalu tergantung pada informasi di internet. Berpikir apapun ada di internet, sehingga malas mengingat informasi. Kalaupun lupa tinggal online saja. Menyerahkan urusannya pada internet. Ketergantungan itulah yang menjadi penyebab pembodohan oleh internet. Selain itu, banyaknya informasi yang tidak relevan juga ikut menyumbangkan sampah-sampah internet dan berpotensi untuk membodohi. Namun Internet juga teknologi, sifatnya tergantung bagaimana kita memakainya. Juga jangan terlalu ekstrim, setelah membaca artikel ini menjadi orang yang sinis dengan internet. Waktu yang dihemat berkat internet membuat kita punya waktu lebih untuk memikirkan hal-hal yang tatarannya lebih tinggi dan lebih mendatangkan nilai tambah.
Banyak orang yang semakin mendapat pengetahuan dari internet dan menjadikannya lebih berilmu, lebih bijaksana, dan lebih memaknai kehidupan, aura kebahagiaan sejati akan selalu terpancar dari wajahnya. Namun ada pula yang dengan internet justru semakin tidak berilmu, semakin miskin, dan semakin hancur hidupnya. Sebagai manusia kita tinggal memilih jalan hidup sendiri, mau mendapat ilmu atau dibodohi……….(AHP 12 Desember 2008 17:13)

2 komentar:

  1. good......
    good..................

    dalem bagedz
    auwwww................

    btw
    thx yaa nan, hiks.

    BalasHapus
  2. @Mas Badak: Ok's sami-samik's. Hati-hatik's dijalans....hehehehhe

    BalasHapus

Kirim Komentar