Selasa, 23 Desember 2008

Tips Mencegah Serangan Virus

Pembahasan disini masih nyambung dengan artikel ini, Pada artikel itu saya bahas tentang mencegah serangan virus dari flashdisk, namun pada artikel ini pencegahan yang dilakukan tidak difokuskan ke flashdisk saja. Tapi ke celah-celah lainnya selain flashdisk.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati” kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Sudah sangat umum dan pasaran, dimana-mana disebutkan. Bahkan di blog komputer sekalipun…...(iya..iya..maksudnya Komputok). Tapi memang sampai saat ini pepatah itu masih tetap relevan, bahkan mungkin sampai kapan pun, sampai kiamat kubro datang. Cakupannya bukan hanya dimonopoli di bidang kesehatan saja, relevansinya hampir kesegala bidang, termasuk komputer—lebih khusus lagi, masalah virus.
Ya..Mencegah serangan virus lebih baik daripada instal ulang 1 minggu sekali. Sedikit modifikasi dari pepatah diparagraf atas. Menemukan cara untuk mencegah serangan virus akan lebih efisien dari mencari cara menghapus virusnya. Virus akan lebih mudah dihapus ketika belum menyerang komputer, jauh lebih mudah. Jadi, Sebelum sempat aktif dan menyerang komputer, kita harus aktif dan menyerang virus terlebih dahulu. Baik dengan cara manual ataupun otomatis (antivirus). Dengan begitu data-data virus tidak akan pernah menyentuh permukaan harddisk sekecil pun. Tapi bagaimana cara mencegah virus supaya tidak menerjang komputer? Oke..Semoga beberapa tips ini bisa sedikit membantu…

Menggunakan Anti virus
Ini saran yang paling umum. Konsultasi ke siapapun tentang pencegahan virus, pasti yang pertama di prioritaskan adalah mengenai antivirus. Memang antivirus punya peranan penting untuk mencegah datangnya virus, apalagi untuk pengguna awam. Memang sih, kewaspadaan pengguna lebih penting dari antivirus. Namun antivirus tetap diperlukan, selama aktivitas antivirus tidak mengganggu pengguna komputer.
Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan antivirus adalah frekuensi update. Percuma menggunakan antivirus mahal tapi tidak pernah di update. Kekuatan antivirus terletak di databasenya, bila databasenya tidak diupdate, efektivitasnya akan menurun.
Selain masalah update, hal lain yang lebih penting adalah antivirus apakah yang dipakai? Apakah mau yang versi gratis atau yang mahal, mau yang efektif tapi membuat lemot komputer atau yang ringan tapi menyebalkan. Kalau masalah memilih antivirus yang cocok memang sulit, tergantung tingkat kecocokan pengguna dengan antivirus tertentu. Sifatnya sangat individual, masing-masing orang bisa berbeda. Bila masih belum ada referensi tentang mana yang paling cocok, mungkin saran dari teman yang lebih tahu akan membantu.
Hindari menggunakan antivirus lebih dari satu. Selain menguras energi komputer, menggunakan 2 antivirus bisa menyebabkan bentrokan antara keduanya ketika mereka menemukan satu virus yang sama. Kalaupun terpaksa, usahakanlah 2 antivirus itu mempunyai segmentasi virus yang berbeda. Misalnya satu antivirus menangani virus-virus lokal (antivirus lokal), sedangkan satunya menangani virus-virus luar.
Penggunaan antivirus lokal itu penting, karena sebagian virus yang ada di komputer-komputer indonesia adalah buatan lokal. Virus lokal kadang luput dari perhatian antivirus buatan luar, karena itulah kadang antivirus luar tidak berkutik ketika berhadapan dengan virus lokal. Baiknya, antivirus lokal kebanyakan fokus ke virus-virus lokal, jadi jangan meremehkan antivirus lokal .
Yang perlu diingat adalah jangan terlalu mengandalkan antivirus, antivirus hanya sebagai alat bantu. Otoritas komputer harus diusahakan tetap ditangan pengguna. Jangan pengguna yang justru dikendalikan antivirus, seharusnya antiviruslah yang dikendalikan oleh pengguna. Menurut saya, Antivirus yang mau dikendalikan oleh pengguna adalah salah satu ciri antivirus yang baik.

Perhatikan File Hasil Download
Beberapa virus menyebar dengan menipu calon korbannya. Calon korban di tawari software dengan fungsi tertentu, yang biasanya menarik. Namun sebenarnya file program yang dtawarkan itu adalah virus. Pengguna baru sadar setelah virus sudah menyebar ke seluruh bagian komputer. Modus seperti itu sering dilakukan oleh para penyebar virus.
Selain modus itu, ada juga virus yang dikirimkan oleh orang tak dikenal melalui attachments e-mail. Dengan isi e-mail yang meyakinkan calon korban untuk segera membuka file yang di attach. Ketika attachments dibuka, virus aktif. Dan penyesalan sudah tidak berguna. Selain itu, file virus juga bisa datang dari Messanger, MIRC dan sumber-sumber lain yang tidak terbukti kevalidannya.
Yang harus diperhatikan disini adalah jangan asal mendownload dan menjalankan file yang berasal dari sumber yang kurang jelas, apalagi file program.. Mungkin bila file musik atau video, itu tidak beresiko, kecuali video atau musik yang tidak-tidak, mungkin itu masalah lain.
Untuk amannya, scan dulu dengan antivirus yang sudah dipercaya. Jika antivirus tidak mendeteksi file tersebut sebagai virus, jangan lekas percaya. Sebisa mungkin cari dulu info sebanyak-banyaknya tentang file tersebut. Bila berupa attachments, siapakah pengirimnya? Apakah disitu dijelaskan soal file tersebut? Setelah yakin file itu aman, baru dimanfaatkan.
Mungkin terkesan merepotkan, ah…tinggal jalanin saja. Kalaupun kena virus, tinggal instal ulang saja kan beres. Ya..silahkan saja seperti itu, tidak masalah, selama tahu persis apa yang sedang dilakukan termasuk resikonya.
Internet memang berisi file yang memberi nilai tambah bagai banyak orang, tapi sekaligus berisi file-file yang tidak bermanfaat bahkan merugikan. Tinggal peran pengguna untuk selektif dengan apa yang diambil dari internet.

Hati-hati dengan file Executable
Salah satu ciri virus yang paling mudah dikenali adalah berekstensi executable, misalnya berekstensi .exe, .scr, dsb. Yang paling umum adalah ekstensi .exe, atau biasa disebut sebagai file program. Ketika menjumpai file yang berekstensi .exe, Pantas dicurigai itu adalah virus. Asas praduga bersalah harus berlaku ketika berhadapan dengan file asing tersebut. Selama kita belum yakin tentang asal-usul file, apakah file itu aman atau tidak, curigai dulu itu adalah virus. Tapi bila secara nalar tidak mungkin file itu berupa virus, baru bisa di abaikan. Dan jangan asal menjalankan file .exe sebelum tahu dengan pasti asal-usul file tersebut.

Hindari masuk ke situs-situs berbahaya
Situs-situs berbahaya sangat rawan disusupi oleh kode-kode yang merugikan pengaksesnya. Situs tersebut bisa dengan mudah menyebarkan malware ke seluruh pengaksesnya tanpa konfirmasi. Salah satu cara mengatasinya adalah tidak mengakses situs-situs berbahaya. Bagaimana cara membedakan situs yang beresiko dengan yang aman? Beberapa situs-situs yang rawan disusupi malware adalah situs pornografi, situs pembajakan, underground dan situs dengan domain tertentu. Memang, tidak semua situs bertema itu disusupi malware, hanya saja kode berbahaya tersebut banyak ditemui di situs-situs bertema itu. Tapi tidak menutup kemungkinan situs-situs lain yang terkesan baik-baik malah justru mengandung malware. Untuk membedakannya bisa memanfaatkan mesin pencari bernama Google, di hasil pencariannya bila situs hasil pencarian beresiko, maka akan dituliskan disitu bahwa situs itu beresiko.
Langkah yang paling aman adalah tidak mengakses situs-situs yang beresiko seperti itu. Atau bisa juga hanya Online di komputer publik, warnet misalnya. Dengan begitu kalaupun masuk ke situs yang mengandung malware, yang kena adalah komputer warnet. Sedangkan kita, hanya tinggal membayar dan lari sejauh-jauhnya. Aman…..Nyaman. Oke sekian saja semoga berguna……(AHP 21 Desember 2008 21:09)

7 komentar:

  1. Iya tuh..
    yang diwaspadain file
    .exe~!!
    Thxinfonya..

    BalasHapus
  2. @Muji: Iya mas..pake linux aman dari virus. Tapi masih belum siap Migrasi hiks....nanti nunggu punya komputer sendiri.

    @Uni: Betul Un

    BalasHapus
  3. Promosikan artikel anda di www.infogue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus online untuk para netter Indonesia. Salam!
    http://security-hacking.infogue.com/tips_mencegah_serangan_virus

    BalasHapus
  4. @Naruto onepiece: Ok..makasih atas infonya. Salam

    BalasHapus
  5. saya bilang sii... tidak hanya .exe? mengapa? karena sudah dibilang .exe adalah mode lama yang dipakai virus. Lebih baik perhatikan setiap autorun.inf karena disitulah kunci serangan virus.

    Contoh: apakah conficker autorun.inf memanggil .exe? tidak kan? justru conficker itu sendiri memanggil pada format .xmv

    NB: Jangan pernah mendownloand software UnLocker atau Folder lock, karena software seperti itu memanggil trojan yang akan meledak (mempunyai bom waktu) dan membuat komputer menjadi hang.

    Salam,
    Irfan DestroyerZ

    BalasHapus
  6. @Irfan: Tapi intinya, file tersebut executable....confickermemang menggunakan ektensi lain di file intinya, tapi filenya tetap executable, hanya di rename doangk, tujuannnya ya jelas, buat nipu penggunannya. Masalah autorun.inf sudah pernah dibahas kok, cari saja di kategori malware.....oya sebagai catatan,artikel ini dibuat ketikaconficker belum terlalu booming......

    Eh...info dari mana fan? aku bar tahu....

    BalasHapus

Kirim Komentar